Suku Melayu Serdang

suku Melayu Serdang
Suku Melayu Serdang, adalah suku Melayu yang mendiami wilayah kabupaten Serdang Bedagai di provinsi Sumatra Utara. Suku Melayu Serdang ini banyak bermukim di wilayah Perbaungan, Sei Rampah, Bandar Kalipah dan lain-lain tersebar di seluruh kecamatan yang berada di kabupaten Serdang Bedagai provinsi Sumatra Utara.

Secara struktur fisik dan budaya, suku Melayu Serdang ini tidaklah berbeda dengan suku Melayu lainnya, seperti suku Melayu Deli, Melayu Langkat, Melayu Asahan, Melayu Labuhan Batu, Melayu Asahan dan Melayu Riau. Karena mereka semua berasal dan berakar dari satu budaya yang sama, hanya saja karena telah terpisah-pisah, sehingga terjadi perbedaan-perbedaan kecil yang tidak terlalu menyolok.

Tari Serampang 12
Suku Melayu Serdang, masih tetap mempertahankan budaya Melayu sejak tahun 1941. Salah satu kegiatan mereka yang selalu mengadakan rapat adat yang diadakan di balai adat, untuk membahas berbagai masalah dalam lingkungan adat mereka.

Salah satu budaya tari dari suku Melayu Serdang yang terkenal adalah Tari Serampang Dua Belas. Tarian ini merupakan tarian tradisional Melayu yang berkembang di bawah Kesultanan Serdang. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada tahun 1940-an dan digubah ulang oleh penciptanya antara tahun 1950-1960. Sebelum bernama Serampang Duabelas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang mengiringi tarian ini, yaitu lagu Pulau Sari.

Masyarakat suku Melayu Serdang, hampir seluruhnya memeluk agama Islam, seperti masyarakat Melayu lainnya yang menjadikan agama Islam sebagai agama Melayu dan agama Adat, beberapa budaya dan adat-istiadat disesuaikan dengan ajaran Islam. Tapi walaupun begitu mereka masih mempercayai berbagai hal takhyul dan hal-hal gaib serta tempat-tempat keramat yang menurut mereka bisa mempengaruhi kehidupan dan rejeki mereka.

Suku Melayu Serdang berbicara menggunakan bahasa Melayu dialek Serdang. Bahasa Melayu Serdang, berbeda dengan bahasa Melayu Deli dalam hal dialek, tapi hampir sama dengan bahasa Melayu Langkat yang menggunakan dialek "e".

Salah satu tradisi budaya suku Melayu Serdang, adalah Tradisi Tepung Tawar. Tradisi ini terlihat bahwa dahulunya suku Melayu Serdang ini pernah memeluk agama Hindu atau pernah terlibat dengan budaya Hindu. Tradsi ini sebagai upacara untuk mengungkapkan rasa syukur akan sesuatu yang mereka dapatkan dengan melaksanakan upacara yang disebut Tepung Tawar. Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Serdang sejak abad ke-15 dan dirubah dan disesuaikan dengan tatacara agama Islam.

Mata pencaharian suku Melayu Serdang adalah sebagian besar sebagai petani, selebihnya pedagang, perajin anyaman tikar, perajin atap rumbia dan perajin keranjang bumbu. Mereka juga berdagang pisang sale.  Selain itu banyak juga dari mereka yang menjadi pegawai negeri di kantor-kantor pemerintah serta menjadi wiraswasta.

sumber:
sumber lain dan foto:
  • melayuonline.com
  • rentaksekampung.blogspot.com

No comments:

Post a Comment