tag:blogger.com,1999:blog-25909547009778844582024-03-13T11:22:47.445+07:00Deutero MalayanHarris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.comBlogger69125tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-74926800921807957952014-12-13T11:07:00.000+07:002014-12-13T11:07:07.754+07:00Asal Usul Orang Jawa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-xJpywpLCeeU/VIu511WY2bI/AAAAAAAALrU/-XXohpfh6Ig/s1600/jawa%2B5.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="" border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-xJpywpLCeeU/VIu511WY2bI/AAAAAAAALrU/-XXohpfh6Ig/s1600/jawa%2B5.jpg" title="Orang Jawa ; [grooverment.blogspot.com]" /></a><b>Orang Jawa</b>, seperti yang diketahui adalah penduduk mayoritas di Indonesia. Tapi darimanakah asal-usul orang Jawa sebenarnya ? Ini yang menjadi banyak perbincangan dan banyak memunculkan spekulasi. Beberapa pendapat mengatakan bahwa orang Jawa berasal dari daratan Indochina, yang kemungkinan datang dari daerah Kamboja atau Laos dan kemungkinan lain diperkirakan berasal dari Vietnam. Tapi pendapat lain mengatakan bahwa orang Jawa kemungkinan datang dari daerah India, diduga dari wilayah India Selatan.<br />
<br />
Sebelum menetap di pulau jawa kemungkinan orang jawa mempunyai sebutan lain untuk menyebutkan identitas kelompok etnis mereka, bukan "jawa" seperti sekarang, karena konon istilah "jawa" adalah nama pemberian orang asing yang menamakan pulau ini. Sehingga penduduk di pulau jawa ini disebut sebagai orang jawa.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-A4fN0Mw37FA/VIu6mTHentI/AAAAAAAALrg/mXM6O3hSuoI/s1600/jawa%2B3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-A4fN0Mw37FA/VIu6mTHentI/AAAAAAAALrg/mXM6O3hSuoI/s1600/jawa%2B3.jpg" height="132" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sedang menumbuk menggunakan alu</td></tr>
</tbody></table>
Ada rumor mengatakan bahwa orang Jawa merupakan keturunan orang dari tanah Pasundan yang berkawin-campur dengan para pendatang dari India atau dari Indochina. Sedangkan menurut beberapa tulisan, pada pertengahan abad 3 M, orang Jawa mulai ada di pulau Jawa. Ditandai dengan hadirnya sebuah kerajaan Taruma pada abad 4. Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah barat pulau Jawa pada abad 4 hingga abad 7 M. Kerajaan Taruma termasuk salah satu kerajaan tertua di wilayah Indonesia yang meninggalkan catatan sejarah. Ditemukan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan beraliran Hindu Wisnu. Ditemukan beberapa naskah yang diperkirakan ditulis pada abad 4. Tapi naskah-naskah ini meragukan dan mengundang polemik bagi para pakar sejarah yang meragukan naskah-naskah ini bisa dijadikan rujukan sejarah. Selain itu diduga kuat Kerajaan Taruma adalah kerajaan dari nenek moyang orang Sunda, dan bukan orang Jawa. Bahkan sempat muncul dugaan bahwa Kerajaan Taruma adalah suatu kerajaan yang didirikan oleh bangsa India yang hadir di wilayah pulau Jawa ini sejak abad ke 3 M.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-ilfncfZm6qk/VIu66D44skI/AAAAAAAALro/2WeFJqt2KEw/s1600/jawa%2B1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-ilfncfZm6qk/VIu66D44skI/AAAAAAAALro/2WeFJqt2KEw/s1600/jawa%2B1.jpg" height="200" width="152" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">perempuan jawa</td></tr>
</tbody></table>
Sedangkan orang Jawa diduga baru ada di wilayah ini sejak kehadiran bangsa-bangsa dari India maupun dari daratan Indochina, tapi sampai saat ini tidak diketahui secara pasti asal-usulnya dari mana. Dilihat dari tulisan sejarah, dan dari tradisi kebudayaan orang Jawa saat ini, kemungkinan besar orang Jawa berasal dari daratan Indochina, seperti dari Laos, Kamboja atau juga mungkin berasal dari Burma. Selain itu tradisi dan budaya Jawa juga banyak dipengaruhi budaya dari India, seperti pengaruh agama Hindu, sedangkan agama Budha sepertinya dibawa dari daratan Indochina. Pengaruh itu dapat dilihat dari tulisan-tulisan orang Jawa yang mengadopsi tulisan-tulisan kuno dari India, serta tradisi kisah pewayangan yang sebagian besar dari menyerap dari kisah pewayangan India.<br />
<br />
Terlepas dari mana orang Jawa berasal, yang pasti orang Jawa saat ini sangat kuat dengan tradisi dan kebudayaan yang diusungnya. Terlepas itu entah berasal dari India atau dari daerah mana., orang Jawa telah menganggap itu sudah menjadi tradisi dan kebudayaan Jawa sendiri.<br />
<br />
<br /></div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-26507870456313884342013-09-14T17:18:00.000+07:002013-09-14T17:19:00.936+07:00Deutero MalayanDeutero (deutro) Malayan atau Melayu Muda, adalah istilah yang pernah muncul untuk menunjuk orang-orang yang memenuhi daratan Asia Tenggara antara 1500 SM hingga 500 M.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Malaysia, Brunei dan Indonesia termasuk daerah utama persebaran Deutero Malayan, yang datang pada Zaman Logam (antara 1500 SM hingga 500 M).<br />
Deutero Malayan dinyatakan berbeda dengan Proto Malayan, karena menurut para arkeolog suku bangsa Proto Malayan datang menyebar ke wilayah Asia Tenggara hingga kepulauan Andaman Nicobar dan Madacascar jauh sebelum keberadaan orang-orang Deutero Malayan, antara 7000 SM hingga 2000 SM.</div>
<div>
Menurut para arkeolog secara fisik, menyimpulkan bahwa sebenarnya hampir tidak ada perbedaan mendasar secara arkeologis antara suku bangsa Proto Malayan dengan Deutero Malayan, karena mungkin saja mereka berasal dari tempat yang sama. Pendapat lain, mengatakan bahwa orang-orang Deutero Malayan adalah merupakan keturunan campuran dari orang-orang Proto Malayan dengan bangsa-bangsa lain.</div>
<div>
<br />
Orang Deutero Malayan dalam perjalanan migrasinya membawa teknologi yang lebih maju dan juga teknik persalinan yang lebih baik dibanding dengan orang Proto Malayan yang cenderung mengisolasi diri di pedalaman hutan dan pegunungan dan semi primitif. Sehingga dalam perkembangannya orang Deutero Malayan cepat berkembang memenuhi kawasan Asia Tenggara.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Penyebaran suku bangsa Deutero Malayan di Indonesia adalah Aceh, Minangkabau, Jawa, Sunda, Melayu, Betawi dan lain-lain.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<u>referensi</u>:</div>
<div>
<i><span style="font-size: x-small;">- http://email.eva.mpg.de/~gil/ismil/6/abstracts/anderbeck.html</span></i></div>
<div>
<i><span style="font-size: x-small;">- http://id.wikipedia.org/wiki/Melayu_Proto</span></i></div>
<div>
<i><span style="font-size: x-small;">- http://deuteromalay.blogspot.com/</span></i></div>
Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-44461819128665251472013-03-29T15:51:00.003+07:002013-09-17T00:21:47.355+07:00Rumpun Jawa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Jawa</b>, adalah suku bangsa yang memiliki jumlah terbesar di Indonesia. Hampir 40% dari total jumlah penduduk di Indonesia adalah orang Jawa. Orang Jawa terkonsentrasi di pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sejak adanya program pemerintah seperti Transmigrasi, maka orang Jawa pun tersebar ke beberapa daerah di Indonesia. Program Tenaga Kerja ke luar negeri juga membawa orang Jawa banyak tersebar ke luar negeri, seperti ke negeri jiran Malaysia, dan beberapa negara di Timur Tengah. Sekitar tahun 1880-an, orang Jawa juga banyak yang dibawa jauh menyeberang samudra, oleh pemerintah kolonial Belanda ke luar negeri, seperti ke Suriname.<br />
<br />
Suku Jawa, saat ini banyak memiliki varian, yang terdiri dari beberapa kelompok kecil, walaupun mereka tetap mengaku dirinya sebagai orang Jawa, tetapi secara tradisi, bahasa, dan kehidupan terdapat perbedaan-perbedaan kecil. Mereka adalah:<br />
<br />
<b>pulau Jawa</b>:<br />
<ul>
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-jawa.html"><span style="color: blue;">Jawa</span></a></li>
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-samin.html">Samin</a></li>
</ul>
<ul>
<li><span style="color: blue;"><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-bawean.html">Bawean</a></span></li>
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-kangean.html"><span style="color: blue;">Kangean</span></a></li>
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-madura.html">Madura</a></li>
<li><span style="color: blue;"><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-osing-jawa.html">Osing</a></span></li>
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-tengger.html">Tengger</a></li>
<li>Banyumas</li>
</ul>
<b><br /></b><b>luar pulau Jawa</b>:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2013/03/suku-jawa-deli.html" target="_blank">Jawa Deli</a></li>
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2013/03/suku-jawa-tondano.html" target="_blank">Jawa Tondano</a></li>
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2013/03/orang-jawa-tongass-pasaman.html" target="_blank">Jawa Tongass Pasaman</a></li>
</ul>
<br />
<b>luar Negeri</b>:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2013/03/suku-jawa-suriname.html" target="_blank">Jawa Suriname</a></li>
</ul>
<br />
<br />
<i>diolah dari berbagai sumber</i></div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-22075928663769517972013-03-27T15:23:00.001+07:002013-03-27T15:26:39.312+07:00Suku Toulimambot<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Toulimambot</b>, adalah suatu <i>walak</i> atau anak suku kecil atau juga setingkat dengan <i>klan</i> yang berada di antara <i>pakasaan</i> dan <i>marga (fam)</i> di Minahasa.<br />
<br />
Seperti yang tertulis dalam cerita-cerita Minahasa, dikatakan bahwa awalnya bahwa penduduk Toulimambot beserta Touliang berasal dari satu suku-induk Tountewoh, namun ada versi lain yang mengatakan kedua walak ini berasal dari Tountumaratas. Tapi walau begitu yang pasti kedua walak ini berasal dari satu suku-induk.<br />
<div>
<br />
Asal usul perjalanan masa lalu pada walak Toulimambot memiliki perjalanan yang sama dengan walak Touliang.<br />
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-WZ1ux59DkL0/UVKsEaZZ-9I/AAAAAAAAIFg/kLbLJz1O7ak/s1600/patung-korengkeng+(toulimambot).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-WZ1ux59DkL0/UVKsEaZZ-9I/AAAAAAAAIFg/kLbLJz1O7ak/s200/patung-korengkeng+(toulimambot).jpg" width="133" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">Korengkeng<br />pahlawan walak Toulimambot</span><br />
<span style="font-size: xx-small;">(<a href="http://thearoengbinangproject.com/patung-korengkeng-sarapung-minahasa">thearoengbinangproject</a>)</span></td></tr>
</tbody></table>
Mereka pergi mendiami pulau kecil-berawa, terletak antara dua buah mulut sungai yang kemudian bergabung dan mengalir menjadi satu. Dengan demikian terlahir nama sebutan "di tengah sekali, dikelilingi air". Tempat ini suka disebut juga Minawanua artinya "bekas perkampungan"; dan setelah perang ketiga (terakhir) antara suku Tondano vs. Belanda, tempat ini suka disebut juga Moraya (kata peninggalan orang Spanyol "muralla" = benteng pertahanan).<br />
<br />
Temberan artinya sungai besar. Mereka pergi mendiami sisi mulut sungai sebelah Timur dari Pulau yang didiami rombongan "Kauner."<br />
<br />
Toulimambot artinya orang-orang yang mendiami bagian lurus/ memanjang. Mereka membangun perkampungan pada perpanjangan/ lurus sebelah Utara danau; kata dasar "Lambot" = panjang. Sekarang mereka bernama Toulimambot.<br />
<br />
Masyarakat Toulimambot banyak bermukim di wilayah sekitar danau Tondano. Di Sekitar Tondano kehidupan masyarakat Toulimambot hidup berbaur dengan walak Touliang dan Kakas Remboken, yang lebih dikenal sebagai kesatuan masyarakat Tondano.<br />
<br />
Mayoritas masyarakat Toulimambot adalah penganut agama Kristen. Sedangkan kehidupan sehari-hari adalah bertani dan sebagai nelayan. Selain itu masyarakat Toulimambot telah banyak juga yang berwiraswasta atau bekerja di perusahaan swasta dan di sektor pemerintahan.<br />
<br />
<b>sumber</b>:<br />
<ul>
<li><i>sulutiptek: <a href="http://sulutiptek.com/sukutondano-php.php">suku tondano</a></i></li>
<li><i><a href="http://wangunen.blogspot.com/2009/10/sejarah-singkat-toundano.html">wangunen</a></i></li>
<li><i><a href="http://www.hariankomentar.com/arsip/arsip_2006/mar_20/lkOpin001.html">hariankomentar</a></i></li>
<li><a href="http://thearoengbinangproject.com/patung-korengkeng-sarapung-minahasa/"><i>thearoengbinangproject</i></a></li>
<li><i>dan sumber lain</i></li>
</ul>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-41353351243612673652013-03-27T14:06:00.000+07:002013-03-27T15:17:01.561+07:00Suku Touliang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Touliang</b>, adalah suatu <i>walak</i> atau anak suku kecil atau juga setingkat dengan <i>klan</i> yang berada di antara <i>pakasaan</i> dan <i>marga (fam)</i> di Minahasa.<br />
<br />
Seperti yang tertulis dalam cerita-cerita Minahasa, dikatakan bahwa awalnya bahwa penduduk Touliang beserta Toulimambot berasal dari satu suku-induk Tountewoh, namun ada versi lain yang mengatakan berasal dari suku-induk Tountumaratas. Tapi walau begitu yang pasti kedua walak ini berasal dari satu suku-induk.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-OyFliPoyayg/UVKqarMxj2I/AAAAAAAAIFU/T6hQ2x-r41I/s1600/patung+sarapung+(touliang).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-OyFliPoyayg/UVKqarMxj2I/AAAAAAAAIFU/T6hQ2x-r41I/s200/patung+sarapung+(touliang).jpg" width="133" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>Sarapung<br />pahlawan walak Touliang</i></span><br />
<span style="font-size: xx-small;">(<a href="http://thearoengbinangproject.com/patung-korengkeng-sarapung-minahasa">thearoengbinangproject</a>)</span></td></tr>
</tbody></table>
Mereka pergi mendiami pulau kecil-berawa, terletak antara dua buah mulut sungai yang kemudian bergabung dan mengalir menjadi satu. Dengan demikian terlahir nama sebutan "di tengah sekali, dikelilingi air". Tempat ini suka disebut juga Minawanua artinya "bekas perkampungan"; dan setelah perang ketiga (terakhir) antara suku Tondano vs. Belanda, tempat ini suka disebut juga Moraya (kata peninggalan orang Spanyol "muralla" = benteng pertahanan).<br />
<br />
Temberan artinya sungai besar. Mereka pergi mendiami sisi mulut sungai sebelah Timur dari Pulau yang didiami rombongan "Kauner."<br />
<br />
Toulian artinya orang-orang yang mendiami bagian lengkung. Nama ini terlahir karena tempat kediaman mereka terletak pada bagian lengkung danau di sebelah Barat-Laut. Kemudian lama kelamaan nama Toulian sendiri berubah menjadi Touliang, sesuai dengan kebiasaan dialek orang Minahasa, yang sering mengucapkan "n" menjadi "ng"..<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-2fmqpRBNIsM/UVKaHB41eeI/AAAAAAAAIFE/CFcGJxqy1sU/s1600/desa+touliang.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-2fmqpRBNIsM/UVKaHB41eeI/AAAAAAAAIFE/CFcGJxqy1sU/s1600/desa+touliang.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>suasana di Touliang</i></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: xx-small;">(</span><a href="http://beritamanado.com/" style="font-size: x-small;">beritamanado.com</a><span style="font-size: xx-small;">)</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
Masyarakat Touliang saat ini terkonsentrasi di pemukiman desa Touliang kecamatan Eris kabupaten Minahasa. Mayoritas masyarakat Touliang adalah beragama Kristen.<br />
<br />
Kehidupan sehari-hari masyarakat Touliang adalah bertani dan memelihara beberapa hewan ternak. Selain itu tidak sedikit yang berprofesi di bidang swasta maupun pemerintahan. Tidak sedikit juga yang bekerja di luar kampung, seperti ke kota Manado maupun ke pulau Jawa dan lain-lain.<br />
<br />
<b>referensi</b>:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><i>sulutiptek: <a href="http://sulutiptek.com/sukutondano-php.php">suku tondano</a></i></li>
<li><i><a href="http://wangunen.blogspot.com/2009/10/sejarah-singkat-toundano.html">wangunen</a></i></li>
<li><i><a href="http://www.hariankomentar.com/arsip/arsip_2006/mar_20/lkOpin001.html">hariankomentar</a></i></li>
<li><a href="http://thearoengbinangproject.com/patung-korengkeng-sarapung-minahasa/"><i>thearoengbinangproject</i></a></li>
<li><i>dan sumber lain</i></li>
</ul>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-80663395933066978302013-03-26T23:34:00.000+07:002013-03-26T23:34:44.824+07:00Orang Jawa Tongass Pasaman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Orang Jawa Tongass</b>, adalah sekelompok pekerja yang berasal dari pulau Jawa, dibawa oleh Kolonial Belanda ke Suriname dan kembali ke Indonesia, tapi oleh pemerintah Indonesia tidak diperbolehkan kembali ke pulau Jawa, sehingga mereka diantar ke Sumatra Barat, tepatnya di daerah Pasaman.<br />
<br />
Pada tahun 1880 sejumlah 32.965 pendatang Jawa pergi ke Suriname, lalu pada tahun 1953 sekitar 1.200 orang pulang ke Indonesia dan membangun pemukiman di Pasaman Sumatra Barat.<br />
<br />
Pada tahun 1953 sekelompok orang Jawa yang pulang ke Indonesia menaiki kapal Langkuas dari Royal Rotterdam Lloyd, yang dipimpin oleh Salikin Hardjo. Saat itu sekitar 300 keluarga. Rencananya mereka akan kembali ke pulau Jawa, tapi permintaan mereka tidak diluluskan oleh Pemerintah Indonesia. Sebaliknya mereka diantar ke Sumatera Barat. Di Sumatra Barat, tepatnya di daerah Pasaman mereka mendirikan pemukiman, yaitu desa Tongass, sebelah utara dari bandar Padang. Mereka membersihkan lahan dan membanguna rumah-rumah tempat tinggal. Di tempat baru mereka terintegrasi lancar dengan komunitas Minangkabau, meskipun fakta bahwa kebanyakan dari mereka beragama Kristen. Terjadi beberapa perkawinan campur dengan penduduk asli Minangkabau yang pada umumnya beragama Islam. Pengaruh Islam Minangkabau cukup kuat mempengaruhi mereka, sehingga beberapa keluarga mereka yang meninggal dikebumikan di pemakaman Muslim.<br />
<br />
Keturunan mereka sudah merasa sebagai orang Indonesia dari pada Suriname, namun mereka tetap mempertahankan hubungan dengan keluarga dan kawan-kawan mereka di Suriname dan Belanda. Kadang-kadang mereka melakukan perjalanan kembali ke Suriname maupun ke Belanda untuk menemui kerabat dan teman-teman mereka.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Saat ini suku Jawa Tongass berkembang dengan pesat, sehingga beberapa dari mereka mulai bergeser ke wilayah-wilayah lain di Pasaman. Beberapa dari mereka berbaur dengan masyarakat Jawa Transmigrasi di kecamatan Kinali. Penduduk di kecamatan Kinali sendiri mayoritas dihuni oleh masyarakat suku Batak Mandailing dan suku Minangkabau. Sedangkan masyarakat Jawa di daerah ini adalah para Transmigran yang hadir melalui program Transmigrasi sejak tahun 1960 sampai 1970. </div>
<div>
<br /></div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-10032720454229286382013-03-26T12:59:00.002+07:002013-03-26T13:03:19.469+07:00Suku Jawa Tondano<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Jawa Tondano</b>, atau disebut juga sebagai <b>Jaton</b>, merupakan suatu kelompok masyarakat baru yang berada di kecamatan Tondano Utara kabupaten Minahasa provinsi Sulawesi Utara di Indonesia.<br />
<div>
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-rdiZWnOwDM4/UVE1L3QA-VI/AAAAAAAAIEc/0PJP-Oanvqg/s1600/jaton+2.bmp" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-rdiZWnOwDM4/UVE1L3QA-VI/AAAAAAAAIEc/0PJP-Oanvqg/s1600/jaton+2.bmp" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;"><i>suku Jawa Tondano</i></span><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: xx-small;">(</span><a href="http://satuuntukindonesia.com/" style="font-size: x-small;">satuuntukindonesia</a><span style="font-size: xx-small;">)</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div>
Wilayah pemukiman masyarakat suku Jawa Tondano berada di sebelah utara danau Tondano dan berjarak sekitar 65 km arah selatan kota Manado. Suku Jawa Tondano memiliki perkampungan yang bernama kampung Jawa Tondano.<br />
<br />
Pada awal kehadiran masyarakat Jawa di kampung Tondano ini adalah sekelompok masyarakat Jawa yang ditangkap dan diasingkan sebagai tahanan politik oleh tentara kolonial Belanda pada tahun 1828 beserta Panglima Perang mereka ketika berlangsungnya Perang Jawa (1825-1830), dan pada tahun 1829 menyusul Kyai Modjo beserta 63 orang pengikutnya, mereka semua ditangkap dan diasingkan sebagai tahanan politik ke Minahasa Sulawesi Utara. Kyai Modjo meninggal di sana pada tahun 1848 dalam usia 84 tahun. Pengikut Kyai Modjo yang semuanya laki-laki tinggal menetap di Minahasa dan melakukan kawin mawin dengan para perempuan asli Tondano dan keturunan mereka mendiami kampung yang saat ini dikenal dengan Kampung Jawa Tondano. Selain itu juga datang ke wilayah ini tahanan politik lain yang berasal dari Sumatra, Kalimantan dan Maluku. Termasuk Pangeran Perbatasari dari Kerajaan Banjar yang ditangkap Belanda saat berada di Kutai untuk meminta bantuan perang pada tahun 1885.<br />
<br />
Penduduk Kampung Jawa Tondano sendiri, sebenarnya bukanlah seluruhnya masyarakat dari pulau Jawa, tapi berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti dari Sumatra (Palembang, Sumatra Utara dan Aceh), Kalimantan (suku Banjar), Maluku dan suku Arab Indonesia. Masyarakat suku Jawa Tondano adalah hasil dari percampuran etnis dengan saling kawin campur dan saling mempengaruhi dalam budaya dan kesenian di kampung Jawa Tondano. Karena mayoritas dari mereka awalnya adalah masyarakat dari pulau Jawa, oleh karena itu lah kampung mereka pun lebih dikenal dengan nama kampung Jawa Tondano. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-1RLxBB19S5Y/UVE3axzv-7I/AAAAAAAAIEs/zRbzRTgRlKM/s1600/jaton+4.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-1RLxBB19S5Y/UVE3axzv-7I/AAAAAAAAIEs/zRbzRTgRlKM/s1600/jaton+4.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-size: x-small;">gadis-gadis Jawa Tondano</span></i><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: xx-small;">(</span><a href="http://groups.yahoo.com/group/kramadipa/message/25" style="font-size: x-small;">yahoo</a><span style="font-size: xx-small;">)</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
Masyarakat kampung Jawa Tondano, mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Agama Islam adalah agama yang mereka bawa dari daerah asalnya. Walaupun saat ini terdapat sebagian kecil yang telah memeluk agama Kristen. Tapi agama Islam tetap menjadi agama yang kuat di kalangan masyarakat suku Jawa Tondano. Perbedaan agama di antara mereka tidak menjadi masalah buat mereka, dan mereka hidup rukun dan saling menghargai.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sedangkan bahasa yang mereka pakai yang pada awalnya didominasi oleh bahasa Jawa, tapi secara perlahan-lahan bahasa mereka pun agak terkikis oleh bahasa Manado (Melayu Manado). Saat ini para generasi muda masyarakat kampung Jawa Tondano lebih suka berbicara dalam bahasa Manado.</div>
<div>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-wj9rEcEclNs/UVE30w3FpMI/AAAAAAAAIE0/f1Wfc2Or6-Y/s1600/jaton+3.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="http://4.bp.blogspot.com/-wj9rEcEclNs/UVE30w3FpMI/AAAAAAAAIE0/f1Wfc2Or6-Y/s200/jaton+3.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>penduduk kampung Jawa Tondano</i><br />
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: xx-small;">(<a href="http://www.flickr.com/photos/46965575@N06/4929146410/" target="_blank">flickr</a>)</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
Seiring perkembangan zaman, masyarakat suku Jawa Tondano pun menyebar ke luar daerah Tondano, dan mendirikan perkampungan di daerah lain. Saat ini paling banyak justru berada di wilayah Gorontalo. Dilihat dari penyebarannya sepertinya mereka lebih memilih ke wilayah Gorontalo.</div>
<div>
Penyebaran masyarakat suku Jawa Tondano, tersebar ke beberapa wilayah lain, yaitu:<br />
<dl style="margin-bottom: 0.5em; margin-top: 0.2em;"><dd style="margin-bottom: 0.1em; margin-left: 1.6em; margin-right: 0px;"><ul style="list-style-image: url(http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/1/18/Monobook-bullet.png); margin: 0.3em 0px 0px 1.6em; padding: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0.1em;">kampung Rejonegoro, berada di kabupaten Gorontalo provinsi Gorontalo</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">kampung Reksonegoro, berada di kecamatan Tibawa kabupaten Gorontalo provinsi Gorontalo</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">kampung Mulyonegoro, berada di kecamatan Pulubala kabupaten Gorontalo provinsi Gorontalo</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">kampung Yosonegoro, berada di kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">kampung Rejonegoro, berada di kabupaten Gorontalo provinsi Gorontalo</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">kampung Salilama, berada di kecamatan Mananggu kabupaten Boalemo provinsi Gorontalo</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">kampung Kaliyoso, berada di kecamatan Bongomeme kabupaten Gorontalo provinsi Gorontalo</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">kampung Bandungredjo, berada di kecamatan Boliyohuto kabupaten Gorontalo provinsi Gorontalo</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">kampung Ikhwan, berada di kecamatan Dumoga Barat kabupaten Bolaang Mongondow provinsi Sulawesi Utara</li>
<li style="margin-bottom: 0.1em;">kampung Bojonegoro, berada di kecamatan Maesaan kabupaten Minahasa Selatan provinsi Sulawesi Utara</li>
</ul>
</dd></dl>
<br />
<b>referensi</b>:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kampung_Jawa,_Tondano_Utara,_Minahasa">wikipedia</a></i></li>
<li><i><a href="http://jawatondano.blogspot.com/">jawatondano</a></i></li>
<li><a href="http://satuuntukindonesia.com/"><i>satuuntukindonesia</i></a></li>
<li><a href="http://groups.yahoo.com/group/kramadipa/message/25"><i>groups.yahoo</i></a></li>
<li><a href="http://www.flickr.com/photos/46965575@N06/4929146410/" target="_blank"><i>flickr</i></a></li>
<li><i>dan sumber lain</i></li>
</ul>
</div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-13534970525872190872013-03-26T11:19:00.002+07:002013-03-26T13:12:10.708+07:00Suku Jawa Deli<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Jawa Deli</b>, atau kadang disebut <b>Jadel</b>, merupakan suatu kelompok masyarakat yang sejak zaman penjajahan telah diangkut dari pulau Jawa sebagai buruh kontrak di perkebunan-perkebunan Sumatra Utara.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-LwMmMIfW4Vs/UVEhFK3UQYI/AAAAAAAAIEM/O2mw92zDhuM/s1600/jawa+deli+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-LwMmMIfW4Vs/UVEhFK3UQYI/AAAAAAAAIEM/O2mw92zDhuM/s1600/jawa+deli+1.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>salah satu tradisi budaya suku Jawa Deli</i><br />
<div style="text-align: right;">
(<a href="http://www.koran-sindo.com/node/297539">koran-sindo</a>)</div>
</td></tr>
</tbody></table>
Pada tahun 1863 Jacobus Nienhuijs seorang pengusaha firma Van De Arend membuka perkebunan Tembakau Deli. Nienhuijs melihat kawasan antara sungai Wampu dan sungai Ular merupakan daerah yang cocok untuk tanaman tembakau. Setelah mendapat konsesi sewa tanah selama 20 tahun dari Sultan Deli, Nienhuijs kemudian membuka perkebunan tembakau. Diawali dengan pekerja 23 buruh Melayu dan 88 buruh China. Namun, Nienhuijs hanya menghasilkan tembakau kering sebanyak 75 kilogram. <br />
<br />
Melihat potensi tembakau yang dihasilkannya ternyata sangat baik, maka Nienhuijs berniat meluaskan areal perkebunannya. Akan tetapi, ia mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja karena penduduk setempat menolak untuk bekerja sebagai buruh pada saat itu. Lalu Nienhuijs mendatangkan tenaga kerja kontrakan dari China dan Malaysia, India serta orang Tamil dari Negeri Penang. <br />
<br />
Beberapa tahun kemudian, pemerintah China dan Inggris membuat peraturan ketat tentang tenaga kerja. Kebijakan ini lagi-lagi membuat Nienhuijs kesulitan mencari tenaga kerja untuk bekerja di perkebunannya. Tak ada pilihan, ia pun mendatangkan suku Jawa ke Sumatra Utara pada 1880 melalui calo dan kepala kebun sebagai buruh kontrak. Maklum, saat itu tenaga kerja dari pulau Jawa jauh lebih murah dibandingkan pegawai kontrak dari China. Oleh karena itu muncul beberapa istilah untuk menyebut orang Jawa Deli di Sumatra Utara, seperti "<i>Jadel</i>" singkatan dari "<i>Jawa Deli</i>" dan "<i>Jakon</i>" singkatan dari "<i>Jawa Kontrak</i>".<br />
<br />
Kemudian Nienhuijs mendatangkan ribuan para pekerja dari pulau Jawa dan mendiami perkebunan- perkebunan tersebut. Pada masa awal sebagai buruh kontrak, mereka masih belum mampu mengembangkan dirinya secara baik. Mengingat masih terikat kontrak dan aturan yang dibuat pemerintah kolonial Belanda. Tapi pada masa pendudukan Jepang, ribuan masyarakat Jawa juga didatangkan dari pulau Jawa secara paksa untuk dijadikan sebagai buruh kerja paksa.<br />
<br />
Namun, seiring waktu komunitas Jawa ini pun lama-lama terbiasa dengan lingkungan barunya. Selama lebih dari seratus tahun hingga saat ini komunitas Jawa di tanah Deli ini pun berkembang. Saat ini tidak saja di tanah Deli (sekarang kabupaten Deli Serdang), bahkan penyebaran mereka pun sampai ke tanah Langkat (sekarang kabupaten Langkat). Komunitas Jawa di tanah Deli dan Langkat pun berkembang pesat mengimbangi penduduk asli seperti suku Melayu dan berbagai etnis Batak lainnya.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Sebagian besar masyarakat Jawa Deli ini bekerja di perkebunan-perkebunan yang tersebar di Sumatra Utara.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Dalam masyarakat suku Jawa Deli, beberapa tradisi budaya suku Jawa tetap dipertahankan, hanya saja para generasi mudanya semakin banyak tidak memahami bahasa Jawa seutuhnya seperti di tanah asal mereka di pulau Jawa. Bahasa Jawa yang mereka gunakan sepertinya sudah tercampur dengan bahasa-bahasa setempat, sehingga muncullah istilah-istilah baru dalam perbendaharaan bahasa Jawa Deli.</div>
<div>
Jadi janganlah heran apabila bertemu dengan seseorang di Sumatra Utara yang mengaku sebagai orang Jawa, tapi bahasa Jawa nya agak berbeda dengan bahasa Jawa aslinya.</div>
<div>
<br />
Meski begitu, beberapa kesenian tradisional Jawa masih mampu bertahan dan menjadi salah satu bentuk hiburan masyarakat Jawa Deli. Seperti penuturan beberapa masyarakat suku Jawa Deli, “keluarga saya sudah ada campuran Batak, Aceh, Melayu dan China. Jadi, kebudayaannya itu sudah tidak murni lagi, sehingga minat dan kecintaannya sudah jauh berkurang dari sebelumnya”. Saat ini, untuk beberapa daerah komunitas Jawa, misalnya di kabupaten Deli Serdang masih ditemukan kegiatan kesenian tradisional Jawa. Namun, tidak sebanyak dan serutin sebelum-sebelumnya. <br />
<br />
Masyarakat Jawa Deli sadar kesenian tradisional harus tetap dipertahankan. Salah seorang Tokoh Jawa Deliserdang Rasiman menyatakan, lunturnya kesenian Jawa disebabkan kurangnya minat generasi muda menggeluti kesenian ini. Budaya modern yang ditularkan melalui media televisi telah membuat anak muda tak lagi peduli budayanya“.<br />
<br />
Suatu keunikan yang pada masyarakat Jawa Deli, walaupun pada dasarnya mereka mengaku sebagai suku Jawa, tapi dalam darah mereka menyatakan mereka adalah orang Medan. Beberapa dari mereka bahkan sudah tidak tahu lagi dari mana asal kampung mereka di Jawa. Ketika ditanya, "Jawa apa kau?", mereka hanya mengatakan "ya Jawa Deli laa". Seperti semboyan masyarakat Medan, bahwa "hidup matiku buat Medan". Untuk itulah muncul istilah "PUJAKESUMA" buat masyarakat Jawa Deli ini, yang berarti "Putra Jawa Kelahiran Sumatra Utara". Bahkan beberapa generasi muda orang Jawa Deli memiliki logat kental gaya Medan mirip logat Batak atau logat Melayu.<br />
Keunikan lain seperti dalam dukungan kepada tim sepakbola, mereka tidak mendukung team sepakbola yang berasal dari pulau Jawa, tapi mereka adalah pendukung sejati team sepak bola asal Sumatra Utara seperti PSMS Medan dan PSDS Deli Serdang.<br />
<br />
Itulah keunikan masyarakat Jawa Deli di Sumatra Utara yang telah hadir di Sumatra Utara sejak tahun 1880, dan menjadi bagian kesatuan masyarakat Sumatra Utara.<br />
<br />
<b>referensi</b>:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><a href="http://www.koran-sindo.com/node/297539"><i>koran-sindo</i></a></li>
<li><i>wikipedia</i></li>
<li><a href="http://www.deliserdangkab.go.id/2013/02/18/drs-h-amri-tambunan-dianugrahi-warga-kehormatan-suku-jawa-dalam-rangkaian-festival-kuda-lumping-se-sumatera-utara.html"><i>deliserdangkab</i></a></li>
<li><i>dan sumber lain</i></li>
</ul>
</div>
</div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-84101211339322082232013-03-09T01:27:00.003+07:002013-03-09T01:29:40.627+07:00Suku Jawa Suriname<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Jawa Suriname</b>, adalah suatu kehadiran kelompok masyarakat baru yang berasal dari kepulauan Indonesia sekitar akhir abad 19, yang dibawa oleh pemerintah Belanda yang pada saat itu menguasai Suriname di Amerika Selatan. Negara Suriname memerlukan tenaga kerja untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-friVzuTI2bY/UTn57Nei4XI/AAAAAAAAHxo/QyiG9A5_58Q/s1600/jawa+suriname+1.bmp" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="286" src="http://1.bp.blogspot.com/-friVzuTI2bY/UTn57Nei4XI/AAAAAAAAHxo/QyiG9A5_58Q/s320/jawa+suriname+1.bmp" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">kuli kontrak Jawa dalam perjalanan ke Suriname<br />sumber <a href="http://wulanwahyuning.blogspot.com/2012/09/javanese-in-suriname.html" style="text-align: left;"><i>wulanwahyuning</i></a></span></td></tr>
</tbody></table>
Para pekerja perkebunan di Suriname sebelumnya dikerjakan oleh para budak Negro dari Afrika. Setelah perbudakan dihapuskan, para budak Negro berduyun-duyun meninggalkan perkebunan dan menuju kota-kota di Suriname. Para orang-orang Negro ini disebut sebagai Kreol Suriname. Akibatnya perkebunan tersebut pun kosong dan tidak memiliki pekerja.<br />
Setelah kepergian para budak Negro yang telah hidup bebas tersebut, maka digantikan para kuli kontrak dari Tionghoa dan India yang disebut sebagai Hindustan Suriname. Tapi sepertinya perkebunan tetap kekurangan tenaga kerja, dan akhirnya pemerintah Belanda mengambil pekerja baru ke Hindia Belanda (kini Indonesia) dengan sistem razia dan dipaksa dikapalkan ke Suriname. Para pekerja paksa dari Indonesia ini mayoritas dari pulau Jawa tepatnya dari etnis Jawa dan Sunda, yang kebanyakan dari mereka adalah para petani buta aksara. Antara tahun 1890–1939, terdapat lebih dari 33.000 jiwa orang Jawa yang dibawa ke Suriname.<br />
<br />
Suriname adalah sebuah Negara Republik yang berbatasan dengan Guyana Perancis di Timur dan Guyana di Barat, di selatan Suriname berbatasan dengan Brasil dan di selatannya terdapat Samudra Atlantik, dan berada di Amerika Selatan. Suriname dengan Ibukotanya Paramaribo, memproklamasikan kemerdekaannya dari Belanda pada tanggal 25 November 1975, 36 Tahun yang lalu, dengan jumlah penduduk berdasarkan sensus penduduk 2004 berjumlah 487.024 dengan kepadatan penduduk 3 orang/km2 yang mendiami Negara Republik Suriname seluas 160.273 Km2, yang terbagi dalam 10 Districk, Negara Republik Suriname dipimpin oleh seorang Presiden.<br />
<br />
Sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa para pekerja paksa yang berasal dari Indonesia (mayoritas suku Jawa) bermukim di Suriname sejak tahun 1880. Ribuan tenaga kerja yang direkrut oleh Belanda sebenarnya bukanlah seluruhnya dari etnis Jawa, tapi dari berbagai macam suku etnis di Indonesia di wilayah luar pulau Jawa juga direkrut.<br />
<br />
Dari total 32.965 imigran Jawa di Suriname, pada tahun 1954 sebanyak 8684 orang Jawa kembali ke Indonesia. Pada Sensus tahun 1972 terdapat sebanyak 57.688 orang Jawa di suriname, dan pada tahun 2004 ada 71.879 orang. Pada tahun 2004 terdapat lebih dari 60.000 orang keturunan campuran, lalu kemudian tidak diketahui lagi jumlah pasti keturunan Jawa di Suriname.<br />
<br />
Pada tahun 1953 sekelompok besar 300 keluarga (1.200 orang), yang dipimpin oleh Saikin Hardjo, kembali ke Indonesia pada Langkuas kapal dari Royal Rotterdam Lloyd. Mereka berniat untuk pulang ke pulau Jawa, tapi permintaan mereka tidak disetujui oleh pemerintah Indonesia, dan sebagai gantinya mereka dikirim ke Sumatra Barat. Mereka membersihkan tanah, membangun rumah dan mendirikan desa Tongass di kabupaten Pasaman. Mereka terintegrasi lancar dengan masyarakat Minangkabau, meskipun fakta bahwa sebagian besar orang Jawa beragama Kristen, terjadi perkawinan dengan Minangkabau yang pada umumnya muslim. Generasi mereka saat ini dikatakan merasa lebih Indonesia daripada Suriname, tapi tetap mempertahankan hubungan dengan keluarga dan teman-teman di Suriname dan Belanda, kadang-kadang mereka berkunjung kembali ke negara-negara tersebut.<br />
<br />
Pada tahun 1970-an sebanyak 20.000-25.000 Jawa Suriname pergi ke Belanda. Mereka menetap terutama di sekitar kota-kota seperti Groningen, Amsterdam, Rotterdam dan Zoetermeer. Mereka terintegrasi dengan baik ke dalam masyarakat Belanda, tetapi tetap mempertahankan identitas Jawa melalui asosiasi dan pertemuan yang diselenggarakan secara teratur. Sebagian besar di antara mereka masih memiliki kerabat di Suriname dan mengirim paket dan uang, dan secara teratur mengunjungi suriname.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-2uye7USjqAw/UTn6r9oBq5I/AAAAAAAAHxw/AAA25PxEgSQ/s1600/jawa+suriname+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="136" src="http://1.bp.blogspot.com/-2uye7USjqAw/UTn6r9oBq5I/AAAAAAAAHxw/AAA25PxEgSQ/s200/jawa+suriname+2.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">beberapa tradisi adat Jawa<br />
tetap dipertahankan </td></tr>
</tbody></table>
Di Suriname orang Indonesia tersebar di beberapa tempat dan kampung yang gampang dikenali karena kampung mereka masih menggunakan nama-nama dalam bahasa Indonesia seperti desa Tamansari, desa Tamanrejo dan semacam itu. Untuk mengingat akan Tanah Air Indonesia selain dengan menggunakan nama pemukiman mereka dengan bahasa Indonesia, sedangkan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Indonesia ini adalah bahasa Jawa. Walau ada beberapa dialek yang kurang pas kedengarannya di telinga, itu disebabkan oleh pengaruh bahasa Belanda dan bahasa Tongo, namun hanya pada dialek saja yang nampak lucu namun akan dapat dimengerti dengan baik oleh orang Indonesia bila mendengarnya. Fonologi bahasa Jawa Suriname menggunakan dialek Kedu yang menjadi bahasa induk Warga Negara Suriname asal Indonesia yang tentunya tak jauh berbeda dengan bahasa Jawa yang baku.<br />
<br />
Ketua Parlemen Suriname Paul Slamet Somoharjo akrab disapa sebagai Soemoharjo yang terpilih menjadi Ketua parlemen sejak 30 Juni 2005 sampai saat ini , lahir di Ibukota Suriname Paramaribo 68 tahun yang lalu tepatnya 2 Mei 1943, beliau ini adalah Warga Negara Suriname keturunan Etnis Jawa, bayangkan nama Partainyapun menggunakan bahasa Indonesia yaitu Partai Pertjaja Luhur yang beranggotakan Warga Negara Suriname Asal Indonesia. Ada beberapa pejabat Pemerintahan, dan Tentara, serta pejabat lainnya yang juga berasal dari etnis Jawa.<br />
<br />
<b>sumber</b>:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><i><a href="http://sejarah.kompasiana.com/2011/04/28/suriname-negeri-indonesia-di-benua-amerika-359394.html">sejarah.kompasiana</a></i></li>
<li><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa_Suriname">id.wikipedia</a></i></li>
<li><a href="http://jawa-suriname.blogspot.com/2011/01/suriname-brother-country-of-indonesia.html"><i>jawa-suriname</i></a></li>
<li><a href="http://wulanwahyuning.blogspot.com/2012/09/javanese-in-suriname.html"><i>wulanwahyuning</i></a></li>
<li><i>dan sumber lain</i></li>
</ul>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-75151957969691538892013-02-26T19:39:00.002+07:002013-02-26T19:40:14.767+07:00Suku Banjar Kuala, Kalimantan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Banjar Kuala</b> atau <b>Urang Banjar Kuala</b>, adalah suatu kelompok masyarakat suku Banjar yang banyak mendiami kota Banjarmasin sekitarnya dan Martapura.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/67/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Scheepvaartverkeer_op_een_zijrivier_van_de_Martapoera_Bandjermasin_Borneo_TMnr_10014062.jpg/250px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Scheepvaartverkeer_op_een_zijrivier_van_de_Martapoera_Bandjermasin_Borneo_TMnr_10014062.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/67/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Scheepvaartverkeer_op_een_zijrivier_van_de_Martapoera_Bandjermasin_Borneo_TMnr_10014062.jpg/250px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Scheepvaartverkeer_op_een_zijrivier_van_de_Martapoera_Bandjermasin_Borneo_TMnr_10014062.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">perkampungan urang Banjar Kuala</td></tr>
</tbody></table>
Suku Banjar Kuala berbicara dalam bahasa Banjar, yang pada dasarnya adalah bahasa Melayu Sumatera atau sekitarnya. Bahasa Banjar Kuala sendiri banyak menyerap kosakata bahasa Dayak, serta juga terdapat beberapa kemiripan dengan kosakata bahasa Jawa.<br />
<br />
Dari pendapat beberapa peneliti, dikatakan bahwa dahulunya suku bangsa Banjar adalah berasal dari penduduk Sumatera atau daerah sekitarnya, yang kemungkinan di daerah asalnya terjadi konflik berkepanjangan dan memilih mengungsi ke wilayah ini, membangun pemukiman dan melakukan perkawinan campur dengan penduduk setempat suku Dayak, dan juga hasil pembauran dengan para pendatang dari pulau Jawa Hindu. Setelah sekian lama berkembanglah komunitas mereka, dan terpencar ke beberapa daerah, sehingga terjadi perubahan dialek-dialek dan terbentuklah beberapa kelompok sub suku Banjar, salah satunya adalah suku Banjar Kuala, dan yang lainnya adalah suku Banjar Pahuluan dan suku Banjar Batang Banyu.<br />
<br />
Masyarakat suku Banjar Kuala adalah campuran orang Kuin, orang Banjar Batang Banyu, orang Dayak Ngaju (Berangas, Bakumpai), orang Kampung Melayu, orang Kampung Bugis-Makassar, orang Kampung Jawa, orang Kampung Arab, dan sebagian orang Cina Parit yang masuk Islam. Proses amalgamasi masih berjalan hingga sekarang di dalam grup Banjar Kuala yang tinggal di kawasan Banjar Kuala, kawasan yang dalam perkembangannya menuju sebuah kota metropolitan yang menyatu (Banjar Bakula).<br />
<br />
<br />
Suku Banjar yang pertama kali bermukim adalah di daerah Banjar Kuala sampai dengan daerah Martapura. Yang kedua tinggal di sepanjang sungai Tabalong dari muaranya di sungai Barito sampai dengan Kelua. Yang ketiga tinggal di kaki pegunungan Meratus dari Tanjung sampai Pelaihari. Kelompok Banjar Kuala berasal dari kesatuan-etnik Ngaju. Kelompok Banjar Batang Banyu berasal dari kesatuan-etnik Maanyan, kelompok Banjar Pahuluan berasal dari kesatuan etnik Bukit. Ketiga ini adalah intinya. Mereka menganggap lebih beradab dan menjadi kriteria dengan yang bukan Banjar, yaitu golongan Kaharingan, dengan ejekan orang Dusun, orang Biaju, Bukit dan sebagainya.<br />
<br />
Suku Banjar Kuala mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Agama Islam berkembang di wilayah ini diduga ketika masa kekuasaan Pangeran Samudra di wilayah Tanah Banjar. Suku Banjar Kuala adalah penganut agama Islam yang kuat, sehingga dalam beberapa kegiatan tradisi budaya mereka banyak dipengaruhi oleh budaya yang bernafaskan budaya Islam.<br />
<br />
Penduduk suku Banjar Kuala juga banyak yang bermigrasi ke wilayah Kalimantan Tengah pada masa pemerintahan Sultan Banjar IV yaitu Raja Maruhum atau Sultan Musta'inbillah (1650-1672), yang ditandai dengan berdirinya Kerajaan Kotawaringin dengan rajanya yang pertama Pangeran Dipati Anta Kasuma.<br />
<br />
<b>sumber</b>:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><i>wikipedia: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Banjar">suku banjar</a></i></li>
<li><a href="http://wisatasungaibanjarmasin.weebly.com/29/category/suku%20banjar%20kuala/1.html"><i>wisatasungaibanjarmasin</i></a></li>
<li><a href="http://bubuhanbanjar.wordpress.com/2010/12/01/asal-usul-etnis-banjar/"><i>bubuhanbanjar</i></a></li>
<li><i>dan sumber lain</i></li>
</ul>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-87866362003691136612013-02-26T17:49:00.003+07:002013-02-26T19:41:51.602+07:00Deutro Malayan di Kalimantan (Borneo)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Pulau Kalimantan</b>, adalah pulau terbesar di Indonesia, juga dihuni oleh beberapa suku bangsa Deutro Malayan yang masuk dari berbagai tempat, dan hidup berkembang dan menetap sekian lama di pulau ini.<br />
<br />
Suku bangsa deutro malayan di pulau Kalimantan dilihat dari asal usulnya berasal dari berbagai tempat di Asia Tenggara, seperti dari Sumatra, Malaysia, Asia Tenggara dan bahkan datang dari Filipina dan dari pulau-pulau Pasifik. Beberapa suku bangsa Deutro Malayan di pulau Kalimantan ini terjadi pembauran dengan penduduk setempat suku Dayak, dan akhirnya membentuk beberapa komunitas, dengan budaya dan tradisi adat sendiri sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu.<br />
<br />
Berikut daftar suku bangsa Deutro Malayan di pulau Kalimantan:<br />
<br />
<b>Kalimantan Barat</b><br />
<ul style="text-align: left;">
<li>Melayu Pontianak</li>
</ul>
<div>
<br /></div>
<b>Kalimantan Selatan</b><br />
<ul style="text-align: left;">
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2013/02/suku-banjar-kalimantan.html" target="_blank"><span style="color: blue;">Urang Banjar</span></a>:<br />► <a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2013/02/suku-banjar-pahuluan-kalimantan_25.html" target="_blank"><span style="color: blue;">Urang Banjar Pahuluan</span></a><br />► <a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2013/02/suku-banjar-batang-banyu-kalimantan.html" target="_blank"><span style="color: blue;">Urang Banjar Batang Banyu</span></a><br />► <a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2013/02/suku-banjar-kuala-kalimantan.html" target="_blank"><span style="color: blue;">Urang Banjar Kuala</span></a></li>
</ul>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-52899485077253108512013-02-26T16:59:00.000+07:002013-02-26T17:05:09.873+07:00Suku Banjar Batang Banyu, Kalimantan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Banjar Batang Banyu</b>, adalah salah satu sub suku Banjar di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Pemukiman suku Banjar Batang Banyu terkonsentrasi di sekitar lembah sungai Negara.<br />
<div>
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c9/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Riviergezicht_met_moskee_TMnr_10016657.jpg/250px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Riviergezicht_met_moskee_TMnr_10016657.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c9/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Riviergezicht_met_moskee_TMnr_10016657.jpg/250px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Riviergezicht_met_moskee_TMnr_10016657.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">perkampungan urang Banjar Batang Banyu</td></tr>
</tbody></table>
<div>
Suku Banjar Batang Banyu berbicara dalam bahasa Banjar Batang Banyu yang berkembang dari bahasa Banjar, yang pada dasarnya berasal dari bahasa Melayu Sumatra atau sekitarnya, yang dalam perkembangannya banyak menyerap kosa kata bahasa Dayak dan bahasa para imigran dari pulau Jawa yang diperkirakan pada masa zaman Hindu yang mengungsi ke wilayah ini.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Para peneliti berpendapat bahwa suku Banjar Batang Banyu pada awalnya bermigrasi dari pulau Sumatra yang membangun pemukiman di tanah Banjar (sekarang wilayah provinsi Kalimantan Selatan) sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu. Dalam perkembangannya para imigran ini berbaur dengan penduduk setempat, seperti orang Dayak, dan akhirnya berbaur juga dengan para pendatang dari pulau Jawa (masa Hindu).</div>
<div>
Menurut Denys Lombard, pada jaman kuno sebagian besar penduduk Kalimantan Selatan (terutama daerah Batang Banyu) merupakan keturunan pendatang dari Jawa, pendapat ini muncul mungkin dikarenakan dalam beberapa perbendaharaan bahasa Banjar terdapat kemiripan dengan kosakata bahasa Jawa. Sedangkan pendapat lain menyatakan, suku Banjar Batang Banyu jejak akarnya berasal dari Sumatera sekitar abad 5. Lain lagi menurut Djoko Pramono, dikatakan bahwa suku Banjar Batang Banyu berasal dari keturunan suku Orang Laut yang telah jauh lebih lama menetap di Kalimantan Selatan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Orang Banjar Batang Banyu adalah campuran orang Banjar Pahuluan, orang Melayu-Hindu/Buddha, orang Keling-Gujarat, orang Dayak Maanyan, orang Dayak Lawangan, orang Dayak Bukit dan orang Jawa-Hindu. Secara budaya orang Banjar Batang Banyu sepertinya banyak menyerap budaya Melayu, Jawa, Bugis dan Cina, yang sekarang sudah menjadi suatu budaya tersendiri suku Banjar Batang Banyu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Masyarakat suku Banjar Batang Banyu secara mayoritas adalah pemeluk agama Islam, yang membedakan mereka dengan penduduk suku Dayak yang ada di sekitarnya, yang umumnya menganut agama suku dan agama Kristen.</div>
<div>
<br />
Masyarakat Banjar Batang Banyu terbentuk diduga erat berkaitan dengan terbentuknya pusat kekuasaan yang meliputi seluruh wilayah Banjar, yang barangkali terbentuk mula pertama di hulu sungai Negara atau cabangnya yaitu sungai Tabalong. Sebagai warga yang berdiam di ibukota tentu merupakan kebanggaan tersendiri, sehingga menjadi kelompok penduduk yang terpisah. Daerah tepi sungai Tabalong adalah merupakan tempat tinggal tradisional dari suku Dayak Maanyan dan Lawangan, sehingga diduga banyak yang ikut serta membentuk subsuku Batang Banyu, di samping tentu saja orang-orang asal Banjar Pahuluan yang pindah ke sana dan para pendatang yang datang dari luar. Bila orang Banjar Pahuluan umumnya hidup dari bertani (subsistens), maka banyak di antara penduduk Batang Banyu yang bermata pencarian sebagai pedagang dan perajin. </div>
<div>
<br />
<b>sumber</b>:<br />
<ul>
<li><i>wikipedia: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Banjar">suku banjar</a></i></li>
<li><a href="http://wisatasungaibanjarmasin.weebly.com/29/category/suku%20banjar%20batang%20banyu/1.html"><i>wisatasungaibanjarmasinl</i></a></li>
<li><i><a href="http://erwansusandi-langsat.blogspot.com/2011/06/asal-usul-dayak-banjar-atau-lebih.html">erwansusandi-langsat</a></i></li>
</ul>
</div>
</div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-54005981268692124772013-02-26T06:56:00.000+07:002013-02-26T06:57:48.232+07:00Suku Banjar Pahuluan, Kalimantan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Banjar Pahuluan</b> atau <b>Urang Banjar Pahuluan</b>, adalah suatu kelompok masyarakat yang mendiami lembah-lembah sungai (cabang sungai Negara) yang berhulu ke pegunungan Meratus di provinsi Kalimantan Selatan.<br />
<br />
Menurut penuturan para peneliti sejarah, bahwa suku bangsa Banjar sendiri diduga berasal mula dari penduduk asal Sumatera atau daerah sekitarnya, yang bermigrasi dan membangun pemukiman di kawasan Tanah Banjar (sekarang wilayah provinsi Kalimantan Selatan) sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu. Setelah sekian lama mereka menetap di tempat baru itu, terjadilah perkawinan campur dengan penduduk asli, yang biasa dikenal sebagai suku Dayak, dan dengan pendatang-pendatang lain yang datang belakangan, sehingga terbentuklah suatu kelompok masyarakat yang menyebut diri mereka sebagai suku Banjar. Suku Banjar sendiri terbagi 3 kelompok sub suku, sesuai dengan wilayah pemukiman yang terpisah-pisah, yaitu suku Banjar Pahuluan, Banjar Batang Banyu dan Banjar Kuala.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a5/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vrouwen_op_de_markt_in_Kandangan_TMnr_60018750.jpg/250px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vrouwen_op_de_markt_in_Kandangan_TMnr_60018750.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="217" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a5/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vrouwen_op_de_markt_in_Kandangan_TMnr_60018750.jpg/250px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Vrouwen_op_de_markt_in_Kandangan_TMnr_60018750.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Urang Banjar Pahuluan</td></tr>
</tbody></table>
Sedangkan dalam cerita rakyat suku Dayak Meratus (Dayak Bukit) diceritakan bahwa suku suku Dayak Meratus dan suku Banjar Pahuluan merupakan keturunan dari 2 bersaudara yaitu Si Ayuh (Sandayuhan) yang menurunkan suku Dayak Meratus dan adiknya Bambang Basiwara yang menurunkan suku Banjar Pahuluan. Bambang Basiwara digambarkan sebagai adik yang berfisik lemah tapi berotak cerdas. Sedangkan Sandayuhan digambarkan sebagai kakak yang berfisik kuat dan jago berkelahi. Sesuai dengan statusnya sebagai nenek-moyang atau cikal-bakal orang Dayak Meratus, maka nama Sandayuhan sangat populer di kalangan orang Dayak Meratus. Banyak sekali tempat-tempat di seantero pegunungan Meratus yang sejarah keberadaannya diceritakan berasal-usul dari aksi heroik Sandayuhan. Salah satu di antaranya adalah tebing batu berkepala tujuh, yang konon adalah penjelmaan dari Samali’ing, setan berkepala tujuh yang berhasil dikalahkannya dalam suatu kontak fisik yang sangat menentukan. Orang Banjar Pahuluan merupakan keturunan Dayak yang akhirnya diislamkan oleh kehadiran bangsa Melayu kemudian mengadopsi budaya Melayu, Jawa, Bugis dan Cina.<br />
<br />
Masyarakat suku Banjar Pahuluan berbicara dalam bahasa Banjar Pahuluan yang termasuk dalam golongan bahasa Melayu. Bahasa Banjar Pahuluan sangat mirip dengan bahasa suku Banjar Batang Banyu dan Banjar Kuala, hanya saja dapat dibedakan dari dialek yang digunakan.<br />
<br />
Pengislaman secara massal diduga terjadi setelah raja Pangeran Samudera yang kemudian dilantik menjadi Sultan Suriansyah, memeluk Islam diikuti warga kerabatnya, yaitu bubuhan raja-raja. Perilaku raja ini diikuti elit ibukota, masing-masing tentu menjumpai penduduk yang lebih asli, yaitu suku Dayak Bukit, yang dahulu diperkirakan mendiami lembah-lembah sungai yang sama. Dengan memperhatikan bahasa yang dikembangkannya, suku Dayak Bukit adalah satu asal usul dengan cikal bakal suku Banjar, yaitu sama-sama berasal dari Sumatera atau sekitarnya, tetapi mereka lebih dahulu menetap. Kedua kelompok masyarakat Melayu ini memang hidup bertetangga, tetapi setidak-tidaknya pada masa permulaan, pada asasnya tidak berbaur. Jadi, meskipun kelompok Suku Banjar (Pahuluan) membangun pemukiman di suatu tempat, yang mungkin tidak terlalu jauh letaknya dari balai suku Dayak Bukit, namun masing-masing merupakan kelompok yang berdiri sendiri.<br />
<br />
Untuk kepentingan keamanan, atau karena memang ada ikatan kekerabatan, cikal bakal suku Banjar membentuk komplek pemukiman tersendiri. Komplek pemukiman cikal bakal suku Banjar (Pahuluan) yang pertama ini merupakan komplek pemukiman bubuhan, yang pada mulanya terdiri dari seorang tokoh yang berwibawa sebagai kepalanya, dan warga kerabatnya, dan mungkin ditambah dengan keluarga-keluarga lain yang bergabung dengannya. Model yang sama atau hampir sama juga terdapat pada masyarakat balai di kalangan masyarakat Dayak Bukit, yang pada asasnya masih berlaku sampai sekarang. Daerah lembah sungai-sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus ini nampaknya wilayah pemukiman pertama masyarakat Banjar, dan di daerah inilah konsentrasi penduduk yang banyak sejak zaman kuno, dan daerah inilah yang dinamakan Pahuluan, yang kemungkinan suku Dayak Bukit ikut membentuknya.<br />
<br />
Islam telah menjadi ciri masyarakat Banjar sejak berabad-abad yang silam. Islam juga telah menjadi identitas suku Banjar Pahuluan, yang membedakannya dengan kelompok-kelompok Dayak yang ada di sekitarnya, yang umumnya masih menganut religi suku atau memeluk agama Kristen.<br />
<br />
Suku Banjar Pahuluan juga banyak terdapat di Malaysia. Diperkirakan beberapa abad yang lalu terjadi peperangan di wilayah Banjar, sehingga terjadi migrasi besar-besaran penduduk Banjar Pahuluan yang mengungsi ke Malaysia. Di Malaysia kehidupan masyarakat Banjar Pahuluan telah berbaur dengan penduduk Melayu Malaysia, sehingga masyarakat suku Banjar Pahuluan lebih sering menyatakan dirinya sebagai suku Melayu atau suku Melayu Banjar.<br />
<br />
<b>sumber</b>:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><i>wikipedia: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Banjar">suku banjar</a></i></li>
<li><a href="http://protomalayans.blogspot.com/"><i>protomalayans</i></a></li>
<li><i>dan sumber lain</i></li>
</ul>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-58468878870414524882013-02-23T13:01:00.000+07:002016-02-13T19:10:17.948+07:00Suku Banjar, Kalimantan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Banjar</b> atau <b>Urang Banjar</b>, adalah sebutan bagi penduduk yang terkonsentrasi di provinsi Kalimantan Selatan. Selain di Kalimantan Selatan sebenarnya masyarakat suku Banjar ini juga tersebar ke provinsi-provinsi tetangganya seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, bahkan yang lebih jauh ke Kalimantan Barat. <br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-06tcoesmV7w/UShZkwIJvpI/AAAAAAAAHkw/kmzoCvBmb_E/s1600/banjar+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://1.bp.blogspot.com/-06tcoesmV7w/UShZkwIJvpI/AAAAAAAAHkw/kmzoCvBmb_E/s320/banjar+1.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>urang Banjar<br />(<a href="http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/11/15/diaspora-urang-banjar-di-malaysia-503373.html">kompasiana</a>)</i></td></tr>
</tbody></table>
Suku Banjar menurut para peneliti dikatakan bahwa terbentuknya suku Banjar berasal dari campuran Melayu yang menyeberang dari Sumatra dan melakukan perkawinan campur dengan penduduk asli setempat.<br />
<br />
Seiring berkembangnya komunitas suku Banjar sejak proses islamisasi di wilayah ini Kesultanan Banjar sekitar tahun 1526 sehingga terbentuklah 3 kelompok suku Banjar yang dibedakan berdasarkan kawasan teritorialnya, yaitu:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li>Banjar Pahuluan adalah campuran Melayu dan Dayak Bukit.</li>
<li>Banjar Batang Banyu adalah campuran Melayu, Dayak (Dusun, Maanyan, Lawangan, Bukit, Pasir) dan sekelompok kecil pendatang dari pulau Jawa.</li>
<li>Banjar Kuala adalah campuran Melayu, Dayak (Ngaju, Barangas, Bakumpai, Maanyan, Lawangan, Bukit) dan sekelompok kecil pendatang dari pulau Jawa.</li>
</ul>
<br />
Ada pendapat yang mengatakan tentang asal usul suku Banjar. Dikatakan bahwa suku Banjar awalnya adalah berasal dari keturunan orang-orang dayak setempat yang telah mengalami proses islamisasi, dan melepaskan identitas ke"dayak"annya. Proses islamisasi ini terjadi akibatnya masuknya agama Islam yang dibawa oleh orang-orang Melayu dengan membawa bahasa Melayu yang akhirnya berasimilasi dengan bahasa-bahasa setempat, sehingga terbentuklah bahasa Banjar seperti sekarang ini.<br />
<br />
Menurut Denys Lombard, sebagian besar penduduk Kalimantan Selatan (terutama daerah Batang Banyu) merupakan keturunan pendatang dari Jawa. Sedangkan menurut Djoko Pramono, bahwa suku Banjar berasal dari suku Orang Laut yang menetap di Kalimantan Selatan.<br />
<br />
Pendapat lain menyatakan, suku Banjar jejak akarnya dari Sumatera lebih dari 1500 tahun yang lalu. Diduga berasal mula dari penduduk asal Sumatera atau daerah sekitarnya, yang membangun tanah air baru di kawasan Tanah Banjar (sekarang wilayah provinsi Kalimantan Selatan) sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu. Setelah berlalu masa yang lama sekali akhirnya, mereka berbaur dengan penduduk asli, yang biasa dinamakan sebagai suku Dayak, dan dengan imigran-imigran yang berdatangan belakangan, terbentuklah 3 subsuku, yaitu (Banjar) Pahuluan, (Banjar) Batang Banyu, dan Banjar (Kuala).<br />
<br />
Masyarakat suku Banjar dalam keseharian berbicara dalam bahasa mereka sendiri, yaitu bahasa Banjar. Bahasa Banjar sendiri apabila diperhatikan, lebih condong ke bahasa Melayu, hanya saja banyak menyerap bahasa-bahasa dayak setempat.<br />
<br />
<i>contoh bahasa Banjar</i>:<br />
ulun = aku<br />
ikam = kau, kamu<br />
buhan ikam = kalian<br />
bubuhannya = mereka<br />
guring = tidur<br />
garing = sakit<br />
karing = kering<br />
betianan = hamil<br />
betamparan = berkelahi<br />
balum = belum<br />
bulik = pulang<br />
pulang = lagi<br />
handak = mau<br />
lading = pisau<br />
gawi = kerja<br />
<br />
Dengan adanya bahasa Banjar ini, maka seiring berkembangnya waktu, bahasa Banjar pun berkembang menjadi bahasa pengantar di antara ratusan suku dayak di Kalimantan yang memiliki bahasa berbeda-beda. Jadi pada umumnya orang-orang dayak biasa menggunakan bahasa Banjar dalam berkomunikasi dengan orang di luar komunitasnya.<br />
<div>
<br /></div>
Orang Banjar menyebut diri mereka sebagai Urang Banjar. Suku Banjar terkadang juga disebut Melayu Banjar, tetapi penamaan tersebut jarang digunakan.<br />
<br />
Dalam cerita rakyat suku Dayak Meratus (Dayak Bukit) menceritakan bahwa suku Banjar (terutama Banjar Pahuluan) dan suku Bukit merupakan keturunan dari 2 bersaudara, yaitu Si Ayuh (Sandayuhan) yang menurunkan suku Bukit dan Bambang Basiwara yang menurunkan suku Banjar. Dalam cerita rakyat berbahasa Dayak Meratus ditemukan legenda yang sifatnya mengakui atau bahkan melegalkan keserumpunan genetika (saling berkerabat secara geneologis) antara orang Banjar dengan orang Dayak Meratus. Diceritakan bahwa nenek moyang orang Banjar yang bernama Bambang Basiwara adalah adik dari nenek moyang orang Dayak Meratus yang bernama Sandayuhan. Bambang Basiwara digambarkan sebagai adik yang berfisik lemah tapi berotak cerdas. Sedangkan Sandayuhan digambarkan sebagai kakak yang berfisik kuat dan jago berkelahi. Sesuai dengan statusnya sebagai nenek-moyang atau cikal-bakal orang Dayak Maratus, maka nama Sandayuhan sangat populer di kalangan orang Dayak Meratus. Banyak sekali tempat-tempat di seantero pegunungan Meratus yang sejarah keberadaannya diceritakan berasal-usul dari aksi heroik Sandayuhan. Salah satu di antaranya adalah tebing batu berkepala tujuh, yang konon adalah penjelmaan dari Samali’ing, setan berkepala tujuh yang berhasil dikalahkannya dalam suatu kontak fisik. Orang Banjar merupakan keturunan Dayak yang telah memeluk Islam kemudian mengadopsi budaya dari luar seperti dari Melayu, Bugis, Jawa dan Cina.<br />
<br />
<b>Tingkatan dalam Sistem Kekerabatan Suku Banjar</b>:<br />
<div>
<br />
<table style="background-color: white; color: black; font-family: sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19.1875px; text-align: center;"><tbody>
<tr><td>Waring</td></tr>
<tr><td>↑</td></tr>
<tr><td>Sanggah</td></tr>
<tr><td>↑</td></tr>
<tr><td>Datu</td></tr>
<tr><td>↑</td></tr>
<tr><td>Kai (kakek) + Nini (nenek)</td></tr>
<tr><td>↑</td></tr>
<tr><td>Abah (ayah) + Uma (ibu)</td></tr>
<tr><td>↑</td></tr>
<tr><td>Kakak < ULUN > Ading</td></tr>
<tr><td>↓</td></tr>
<tr><td>Anak</td></tr>
<tr><td>↓</td></tr>
<tr><td>Cucu</td></tr>
<tr><td>↓</td></tr>
<tr><td>Buyut</td></tr>
<tr><td>↓</td></tr>
<tr><td>Intah/Muning</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<b>Sebutan dalam Suku Banjar</b>:<br />
Seperti sistem kekerabatan umumnya, masyarakat Banjar mengenal istilah-istilah tertentu sebagai panggilan dalam keluarga. Skema di samping berpusat dari ULUN sebagai penyebutnya.<br />
Bagi ULUN juga terdapat panggilan untuk saudara dari ayah atau ibu, saudara tertua disebut Julak, saudara kedua disebut Gulu, saudara berikutnya disebut Tuha, saudara tengah dari ayah dan ibu disebut Angah, dan yang lainnya biasa disebut Pakacil (paman muda/kecil) dan Makacil (bibi muda/kecil), sedangkan termuda disebut Busu. Untuk memanggil saudara dari kai dan nini sama saja, begitu pula untuk saudara datu.</div>
<div>
<br />
Disamping istilah di atas masih ada pula sebutan lainnya, yaitu:<br />
· minantu (suami / isteri dari anak ULUN)<br />
· pawarangan (ayah / ibu dari minantu)<br />
· mintuha (ayah / ibu dari suami / isteri ULUN)<br />
· mintuha lambung (saudara mintuha dari ULUN)<br />
· sabungkut (orang yang satu Datu dengan ULUN)<br />
· mamarina (sebutan umum untuk saudara ayah/ibu dari ULUN)<br />
· kamanakan (anaknya kakak / adik dari ULUN)<br />
· sapupu sakali (anak mamarina dari ULUN)<br />
· maruai (isteri sama isteri bersaudara)<br />
· ipar (saudara dari isteri / suami dari ULUN)<br />
· panjulaknya (saudara tertua dari ULUN)<br />
· pambusunya (saudara terkecil dari ULUN)<br />
· badangsanak (saudara kandung)<br />
<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-cnzgMRKMSg8/USha0sEq-jI/AAAAAAAAHk4/wHI4lOVherQ/s1600/banjar+2.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://1.bp.blogspot.com/-cnzgMRKMSg8/USha0sEq-jI/AAAAAAAAHk4/wHI4lOVherQ/s200/banjar+2.JPG" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>adat perkawinan suku Banjar<br />(<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Adat_Perkawinan_Suku_Banjar_Lampihong_Balangan_Kalsel.JPG">wikipedia</a></i><i>)</i></td></tr>
</tbody></table>
Untuk memanggil orang yang seumur boleh dipanggil ikam, boleh juga menggunakan kata aku untuk menunjuk diri sendiri. Sedangkan untuk menghormati atau memanggil yang lebih tua digunakan kata pian, dan kata ulun untuk menunjuk diri sendiri.</div>
<div>
Masyarakat suku Banjar bisa dikatakan 95 % adalah pemeluk agama Islam. Mereka adalah penganut agama Islam yang kuat. Beberapa tradisi dan budaya mereka banyak dipengaruhi oleh budaya Islam.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Suku Banjar sekitar abad 19, banyak bermigrasi ke berbagai wilayah lain di luar wilayah inti mereka, bahkan sampai ke Sumatra, Jawa dan Malaysia. Hanya saja dalam perjalanan migrasi mereka, terjadi penurunan terhadap identitas ke "banjar" an mereka, karena di tanah perantauan mereka banyak berbaur dengan suku Melayu, sehingga identitas mereka di perantauan pun telah berganti menjadi Melayu.<br />
<br />
Masyarakat suku Banjar pada umumnya hidup berprofesi sebagai pedagang, baik di wilayah inti maupun di perantauan. Kehidupan sebagai pedagang sepertinya sudah mendarah daging bagi masyarakat suku Banjar. Tidak sedikit orang Banjar yang sukses menjalani profesi sebagai pedagang. Selain itu banyak juga yang berprofesi di bidang lain, seperti di kantor-kantor pemerintah maupun di kantor-kantor swasta. Profesi lain adalah sebagai guru, polisi, tentara dan lain-lain. Di luar kegiatan rutin, banyak dari mereka yang melakukan aktivitas memancing atau menangkap ikan di sungai-sungai yang melintas dekat perkampungan mereka.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>sumber</b>:<br />
<ul>
<li><i><a href="http://id.scribd.com/doc/31527356/SUKU-BANJAR">scribd</a>,</i></li>
<li><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyebaran_suku_bangsa_Banjar">wikipedia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Banjar">wikipedia</a>, </i></li>
<li><i><a href="http://avivsyuhada.wordpress.com/2012/01/11/asal-usul-suku-banjar/">avivsyuhada</a></i></li>
<li>dan sumber lain</li>
</ul>
<div>
<b>foto</b>:</div>
</div>
</div>
<div>
<ul style="text-align: left;">
<li><i><a href="http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/11/15/diaspora-urang-banjar-di-malaysia-503373.html">kompasiana.com</a></i></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Adat_Perkawinan_Suku_Banjar_Lampihong_Balangan_Kalsel.JPG"><i>wikipedia.org</i></a></li>
</ul>
</div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-81443958301804231472012-12-21T01:12:00.000+07:002012-12-21T01:13:03.502+07:00Suku Tamiang, Aceh<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-wjAlqbDoUx4/UBaxe_4mHRI/AAAAAAAABKA/3GGZCCeueQo/s1600/tamiang+(flickr.com).jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="http://2.bp.blogspot.com/-wjAlqbDoUx4/UBaxe_4mHRI/AAAAAAAABKA/3GGZCCeueQo/s200/tamiang+(flickr.com).jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px; text-align: center;"><i>tarian suku Tamiang</i></td></tr>
</tbody></table>
<b>Suku Tamiang</b>, suatu suku yang terdapat di provisi Nanggroe Aceh, tepatnya berada di kecamatan Karang Baru, kecamatan Kejuruan Muda, kecamatan kota Kuala Simpang, kecamatan Seruway, kecamatan Tamiang Hulu dan kecamatan Bendahara, yang seluruhnya berada di kabupaten Tamiang provinsi Aceh, Indonesia.<br />
<br />
Suku Tamiang sendiri memiliki bahasa tersendiri yang berbeda dengan masyarakat suku-suku lain di provinsi Aceh. Bahasa Tamiang memiliki kesamaan bahasa dengan bahasa masyarakat suku Melayu Langkat yang berada di kabupaten Langkat provinsi Sumatera Utara. Dan juga budaya yang diusung oleh suku Tamiang juga mirip dengan budaya suku Melay<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;">u Langkat.</span></b></i><br />
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;"></span></b></i><br />
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;">Masyarakat Tamiang pada mulanya mendiami beberapa kecamatan yang tersebar di kabupaten Aceh Timur, yang pada tahun 2002 berganti nama menjadi kabupaten Aceh Tamiang. Pemberian nama Aceh Tamiang dikarenakan wilayah ini dihuni oleh mayoritas etnis Tamiang.</span></b></i><br />
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;"></span></b></i><br />
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;"></span></b></i>
<div>
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;">Asal usul masyarakat etnis Tamiang, belum dapat dipastikan, karena tidak adanya bukt-bukti sejarah secara tertulis yang akurat untuk menjelaskan asal muasal suku bangsa Tamiang ini.</span></b></i><br />
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;">Beberapa cerita rakyat dan legenda yang ada pada masyarakat Tamiang pun dijadikan petunjuk untuk menelusuri asal usul suku Tamiang ini. Salah satunya terdapat legenda yang mengisahkan bahwa nama Tamiang berasal dari nama salah satu gugusan pulau yang terletak di Riau, yang konon merupakan daerah asal nenek moyang mereka.</span></b></i><br />
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;">Cerita lain mengatakan bahwa suku Tamiang berasal dari keturunan </span></b></i><i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;">sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Aru. Kerajaan Aru adalah sebuah kerajaan yang berada di pantai sebelah timur pulau Sumatra. </span></b></i><br />
<br />
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;"></span></b></i>Menurut perkiraan beberapa penulis di jalur web, mengatakan bahwa suku Tamiang ini diperkirakan dahulunya adalah pendatang dari tanah Melayu, seperti dari Sumatra Timur dan Riau, yang bermigrasi ke wilayah ini. Di wilayah ini beberapa melakukan perkawinan campur dengan penduduk setempat yang sudah ada di wilayah tersebut, yang akhirnya membentuk suatu komunitas tersendiri dengan budaya dan bahasa tersendiri.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-KAiHj1YFk60/UBaxChT8jtI/AAAAAAAABJ4/1DxUZLGlmVA/s1600/tamiang-tari+ula+ula+lembing+(tanohaceh.com).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="133" src="http://1.bp.blogspot.com/-KAiHj1YFk60/UBaxChT8jtI/AAAAAAAABJ4/1DxUZLGlmVA/s200/tamiang-tari+ula+ula+lembing+(tanohaceh.com).jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px; text-align: center;"><i>senyum manis dari penari<br />tari ula-ula lembing<br />suku Tamiang</i></td></tr>
</tbody></table>
A<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;">dapun daerah yang banyak dihuni oleh masyarakat Tamiang dapat dikelompokkan dalam dua bagian. Pertama, daerah yang terletak pada bagian barat dari Kabupaten Aceh Timur, yang terdiri dari Kecamatan Karang Baru, Kecamatan Kejuruan Muda dan Kecamatan Tamiang Hulu. Kedua, yang terletak pada daerah pantai, pemukiman penduduk berada di antara daerah yang berawa-rawa dan berhutan bakau. Sedangkan daerah pedalaman yang menjadi daerah pemukimannya adalah daerah yang berdekatan dengan hutan alam dan daerah perkebunan besar, seperti karet dan kelapa sawit.</span></b></i><br />
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;"></span></b></i><br />
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;"></span></b></i>
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;">Di Tanah Tamiang ini pernah berdiri sebuah kerajaan, yang bernama Kerajaan Benua Tamiang. </span></b></i><i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;">Seperti halnya dengan Peureulak demikian juga dengan Tamiang; artinya sampai saat ini belum terdapat kesamaan pendapat mengenai kapan masuk, berkembang dan tumbuhnya kekuatan politik Islam di sana. Menurut A.Hasjmy raja pertama yang memerintah di kerajaan Islam Benua Tamiang ialah Raja Meurah Gajah (580-599 H = 1184-1203 M) dan raja yang terakhir ialah Raja Muda Sedia (753-800 H = 1353-1398 M). Sedang menurut Majelis Ulama Kabupaten Aceh Timur, raja pertama yang memerintah di sana ialah Raja Muda Sedia (1330-1352 M) dan raja terakhir ialah Raja Po Garang (1490-1528 M); setelah masa pemerintahannya, yaitu pada masa pemerintahan Raja Sri Mengkuta (1528-1558 M). Kerajaan benua Tamiang digabungkan ke dalam federasi Kerajaan Aceh Darussalam yang mulai dibangunkan pada tahun 1514 oleh Sultan Ali Mughayat Syah (sultan yang pertama, 1514-1530 M). Tampaknya pendapat dari Majelis Ulama Kabupaten Aceh Timur searah dengan pendapat yang dikemukakan oleh H.M. Zainuddin dalam bukunya “Tarich Atjeh dan Nusanta</span></b></i><i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;">ra".<br /><br />Masyarakat suku Tamiang, hidup pada bidang pertanian, seperti bertani dan bercocok tanam di ladang. Selain itu mereka juga memelihara beberapa hewan ternak seperti ayam, bebek, kambing dan sapi. Saat ini kehidupan masyarakat Tamiang sudah lebih maju, karena banyak yang sudah bekerja di sektor pemerintahan dan juga di sektor swasta seperti berdagang atau membuka usaha mandiri.</span></b></i><br />
<i><b><span class="Apple-style-span" style="font-style: normal; font-weight: normal;"><br /><b><i>sumber</i></b><i>:</i></span></b></i></div>
<div>
<ul>
<li><i>harian-aceh.com</i></li>
<li><i>dirmanmanggeng.wordpress.com</i></li>
<li><i>foto: tanohaceh.com</i></li>
<li><i>foto: flickr.com</i></li>
<li><i>wikipedia</i></li>
<li><i>dan sumber lain</i></li>
</ul>
</div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-8687170523927477002012-12-06T14:29:00.001+07:002012-12-06T14:29:33.831+07:00Suku Remboken<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhMSEBUUExQVFRUUGBgWFxcYFh0YFxgUFxsXFxcVGBwYHCYfFxojHBQUHy8gIycpLCwsFx4xNTAqNScsLCkBCQoKDgwOGg8PGiokHyQsLCwsKSktLCwpLCwsLCksLCkpKSwsLCwsLCksLCwsLCksLCksLCwpLCwpLCwsLCksLP/AABEIAMIBAwMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBQEBAQAAAAAAAAAAAAAEAAECAwUGBwj/xABIEAABAgQDBQQHBAcHAwUBAAABAhEAAyExBBJBBSJRYXEGE4GRMkKhscHR8BRScuEVIzNiksLxBxY0U4KisiRDY4OTs9LyF//EABoBAAMBAQEBAAAAAAAAAAAAAAECAwAEBQb/xAAsEQACAgEDAwIFBAMAAAAAAAAAAQIRIQMSMRNBUSKBBBQyYZFCUnHhodHx/9oADAMBAAIRAxEAPwD2dAhymKzNaEZ8YxCc4Fox8W5uqkbYnxhbaw5C8wFD5PF9H6qI6vFg0jEkFoOkKcXrGTLDGsEGeynEdM4XwQhOuQfEYZTkt4w2Gwallh/VoMSFzHYeMCmWtCgKhQNIZSdV3FazZsYDBKQN4e3SG2phM4oHIFOPSNGSt0h+EP3TVji6j3WdexVRyn6OUPSGUHjBWGwiAL1jW2gQZZcO3nHMia0dUJS1Ec8ktNmhjJiAlhGYtQ5wksTUlohMA0i0Y1gjKVkXhlTSYYxFopQljPCh2hNBMRhQ7QmjGImGibRCYgkEAsTYs7Hi2sazCaGMcthe2AMwy5rDKr0hQFKXU9dCwbrB+ye0gnEnKEoKsiVE1Uq7AaluFtWtEo68ZcDODRtQok0JosIM8M8O0Joxhnhok0JoJiMORCUQLlusV4fEpWnMmo6H68IFmJNCjExHaRlkJyMC1SQfGFEfmNPyU6cj19uMVTCOMSWYj3adWMeYj0SjvS7QtoDMkDnFkqUHiU1bQydOxWrRmStkKJvBiNlJFVViSMQwMVLxRNBFHOchFGMewfKUkUFBFGIlB34WgKZiVJS8ZUzGLN1GDDSbzYJ6qib0vFgUcRJe0Ui5jmMxhiTFfl15I/MM3sbtBITukGMXFYgKLgAcYpMRIi0NJRJz1HIYmIxNoZoqTINCaJ5YWWMYg0LLE2hNGsxDLCyxNoUazA+ILJJcJ5mwjktubVMomYiaVpeyQNDUa+Jazxp9qnUySooQzqV/Ly5k0jjMfNkBAVKmBRTVRLqclw2oYV605xx62pyjo04dzP2riDMm51pI70ZkkeTjRVY1NjqSVIWpeVEqktP3k+usjTMXL8hGPNUAUKWkgbwRlBynMCSpINi5RalCY19i4GTPH6xSEJJUAlUwJIDgpFSHYNypHHG92DoklWTutn7ekzi0tTkX5cn1jRaMPZPZSVKWmZKWWZixBSrhUcI32j1dNyr1HBKrwVtCaM7bm3EYcM4zlix+69T4Mf6RzO0O2ImhgVJGcKDbpMsF2q4ctq0T1PiYaeO48dKUjtZsxKQ6iALOSwc0ArGPtPtElAGQ5r1AcOm6bauGbiI5Q7YMwKCXUpZCClVspSAAHJKSa1B0FYyJmKnABICuF6Urxvw46Rx6nxreIItHQ8nSr7RzVUWAQssKMBUVqd0cievAg4XayxmUpRdRIsLesWzOCQk1rWOcx+JU9XChZuAsTTiR9NActa3SAVEqFiHL1LB7lgD4xxuU55bLqKRvJKl7zirtR6PSHgHDYpISzy9bmY9z91QHshRPpsJ9I/pAQMcS5pGUkLsXg7D4Y6u8ejSQltmvIVSHminGKJeGUBeJplEaxMcDVOqxDdaRYlJu0HFAoTWBMTOvD3fAtVyRxC05SCW98Y2StDGkmWZgs4h0dnlk+kkcL/Qi+nJR5ZDUi5cIBTgCdQIcYMWCnPIRt4XYyQnfGZXUt4Ri4jDKlqqCBp08IeOpudJiy09qtoKRsZLVUfCAMVhMqmDkdImjEqGsEfalEeierRlvi8s3oksGaqWRcXgjBbPVNJCWpxLRpYDAKWUrUBl0fXwg9QyK3UhL8BrCz16wuQw0by+CrDdnJYG86z5D2QldnJXFWuo+UGDFMYc4oRzdSd8nT04eDmMZswy3dSeV3PKAiI3NuLS2hUfYIxWju0pOUbZxaqUZUiDQmg3B7PVM5Aa/LjDYjZykniOMNvjdWLslV0eb9utppzlCUlSwyeKXUCGPOvsHhi4nZ0yTIE6akIQ7BJJ3iXPo68Hd6PSN3am0JWHxU7v0KJLql5rAkXLsBozPeOT2tjvtBSZiishxurokOCWDGtqnhHma0oOTcjsgmkkQm4UTEBajTNugF1M3ouaAHxZvCB5+KQgyzLzFLMsL3nBtcMCKjqmD5OEUteTIco4O2XmEks9OEJfZ0lgN0NugnMScygwL/TxzRn2KnT9mNikJ7+Sohb5VSwr9Wa3bWmh1jV25ttMuSpSSe9LJKAbHj+7RyOLppHDHafdoCVUyqIuCTYHNxSA9fzjLxW1iFnIBQM4di/F60cDwvaOj5h1tiiXSt2zUxHaEKJUpiSDQitGYULh2c3DjUXoVtVJSCQnMQ3QOo0e12ajvrSMSbMBWSkEhhVqiz9KxHDJzKZwlnIJpWpFgS9vyvENpUvnkAEgli1D9ajMfKGTtNaWICQKaFiRViXvSvhFOMmKAyZiyaFrcjxNAm/3eAigYggcQA1dA7sNRUw20IYraalGrAJChc79ag8yKUbSI9+lXpAjV2e7NUng7v4O8CCcjJR83s1c+i7214+Fv2c5AWLHiMr6Mmpe/K0NSRghW0JD/ALJ+edQ9j0hRSjCoapWTyyt7S8KBaMfU8pSXjRkzE6CA50lCDY9YcyUqss9Iq8gQaucDYiM3ELUXS4cxb9mNnbwiEzZpA9P2Q0aTBK2CKC0jKD1NYfCYbMHNCDrrBkvZziqzyp74qXhVS0u4PQ6RXfikS207YYcQAGAiQxB4tGV9oEOMVSJOJVSNT7SNTCmqSRVoyBOrBKpWYXIgVk1gow6VzN0UHpRtSlgBhTlpAeEkZUsPHnFgUBeGnK8CwjWQpMwH69kTVJSbiAFkAuPbC/SVWidFLLMRIy2qIoUDQwWmcpQ9EwEu/wAIZMDAsXhCouGrFcvZhPpFulY1+4dJegu7WA6BzHnXantr9nmFMoJmh2cKcPS7F0EEsQeF7tXrbVTZCWmrujsJeOybvCkSnbYQ28AA4FSL6CusclsHthJmIeeRLU7UIIJduNK+UHdqNsYAy8hmS2UD6JzsdDSxB5iN1NGXcVdRHnnaHa3fqmhKVqqRlm5FLAclRSUgBnAFHYCl4wVIQlIzJAZvRBCkly7XuaVa0a21djYZEtUw4+WqYP8AtoSVKPon0iphRQHUKFWjmN1St6aUpoSoi92oK0rx6RxuLbOk1JeKlBO6sqLk7ysqrnhThxFovxG0UJIKrKBcUJUktwDaamh4MY5OdSxLafKJpSogmpA3X1ro1zCvTQTcxu00EAIICC7uN6urtoBpRzaBu8zZgiWkCxIzOH9a9RUmvwjKmystCCa6lg3IjWD07XVlUgUzDeAsRoDxAIBrWNtrgxTNASSXD2tZ7nUW+qPFUw0FB514v8IgpVtTF36KmqWUBJUoByE71GBPo8H9hGhiiRgNYP1z06xdIlUIKkpYsRe9CaAkgVs/SsPhtnTFqyoQVqFGSKvz4flF0rZc5aigS1lViwJy+VNPKsYxTNShJZKs7gE8QrQAkVvVuES+2HI1A4ymj0sCHdiwbNQ+2NOVsvI6lMlh63GljdJBAL+XCKJOB70qLpAoXcZXL086349YW0zGYJw5DwJ+MKHUli1KcoUMY+s5U4nWCAlkg+ccjJ7eyEU3z/p9tTFG0P7SRlaRLOY+stmH+kEv5xbZITfE7Yl7CHU2WseWntlijeaz8EpHwhh2xxIBHeu9XKQSOVrQ3SYvVR6Z3ws/WKFIBc+XCPN19scQzZk9cofrFCu1OKJB75bjgWH8IofKGWkxXqo77uC7ARaNnqZ6DlHH4Lt5OB30oWGa2UvxcfKNYdv5bVlzHawymvV/hDy3eBY7fJshGUih66RoyFgho4TFf2hTFUEpAHMlRbwZou2F2knTFkKCG45gjL5msTcHVsdTV0jt5+NyJckAC54DiY5iR/aFhZ09UlC3UlgC1FE6DXhcB9Ifa+yJWLRkmzVZXNJcwJBtU3zePsjnsL/ZPgwp+8mkglmWkUf8NfjEip2/20Gigf4VfKCkYqSmoJfXcV/9YyMJhTLQEhS5gSGdRzLActUDeFOvWL0LzWsdY1mo01bYTo/8KvlEsXMSkGYohKQHUokAADU8ozAqp8opUjQlRBAoVqPEEVMYx59tj+1DES8RMRJnlcoFkqTLQ/GmYBxfnQRxc/tZnmrWsKzqJOZ7kkE5hatax7FP7K4RaiVYeUSTUlN3reKv7lYF/wDCydfV8ol0r5NR45iNshW8kpUbBKkkqajkFvEfTjzZilkChzOyUqBoK71aNo4j2dXYvA1bDSrAhk86iInsbhA+SRLCnLFgSCQwLHhTyjdNLgx4mNnK3XohTOrLmIFCogPUimoNecG4STg0vnRiJhYBISpKAVOd4uCQCGDdS+h67sR2Nmz5neZpIQglGVW+MzEKdALprWrUIIgbt7sqXh5ikfZzLJCVIXLWo3KnCypJJJAsCAK3YsVdBOGVgnbLlBJZgpy/HkOflBfeCV6iQoJoQc3vpAGIwxSx3g/EMQRdvZEJr2vx49IVqwckZuJevHyA5QkKBJLDmHAoBWnh7ecVBRsfDlBCsPRwCANSzOXYWbQ+UMEeWtDqzg1G7ViCWynnzHDzjqdk7el4PE55MxJ3FISZssl2KfSynNLCmUaORzd44w6P0Hn+bxaqQVKvQOQeV7CzwU6dozVqjY2j2jzOEICVEqKlpVRQUBuswYA/AWEWjbwCEEpBUkEUHq6VLhxoQKUPERihDMAA/Hr9e6JZ7+Hx+cZq3bNVF+I2iorSpIACSCEEApcOag1W4o6nJs8FS9sJqMqUpsUkEg1d28AANGLEGsZgr9cRyi7BrQlW+jvEnQKKTXgW5QHFGDUzJFyVOSSd0mpL3JcwouGJwX+RM/8Ae/KHgUY6dEyHE5tY7b+8mCdu8l2JNODcBzPlF8ra+DV/3JLPSqeA4x2dVHN0jge9EOVR36cbhlSwsGUxD6cLWh58zDJDkywHuQBxOo5GD1TdI8+zRIzCPqkdsZ2GrvyafvIfSreMXfZZRFMh4WMN1EDpnDJmg8otT5R2Stmy6OlNbbo+UQnyJKGCyhL2CilPk8ByAoHImYnrFOMwsqaN9ILa2I6EVjsDIkB3CaM7JzUNRRKTSBMPNwsxKikDdUUVls6gCWTSuvkYRzixlBo8/wAH2blksoqZgfSIaqnA4uwry50O/uvI/f8A4zA2wttLV3hWpALDK6Ec6Bx1g6XthWVRKpebQZEV4vTnCpx8DtS8gGP7PITlEtSnUpqzDTdUeB4A+Da0vkbLxCElKJ81KalITiFABRarBLGogj9LfsioyyRMqMqQPQWHOUO1YKxPaBCRmTLlL8CPqsb0h9RnSJeOTMJGJmEIUHSqcveZixIFj8Y6ub26xQDnDyPCavU80c4w8HtuqiZclOY2KjSgDW5A+MQxu3/V7mWaiqVFhV/u8vbA9IfUbsvtziiX+yyq/wDnIsA3/b1i7+/WIKgn7LLcf+c8Af8ALjkVdrkpcGUgswDFVmGrcX+qxmr7QrUoqGUVokC1AL3NoVuKCt52+J/tEmSjv4ZFlKf7RQAFILvL/fEUf/01ZBWcIpKQHczC3C4lU8WEcd+k1qyqUAcrkOKVIc+Y5QT+mGKkkp3woFhTV3vxJaEckHJ1fZ7twmWpZQkqlzVqmKAClFClM+VeUZtN0+DRl9vcVOxM1E2UXlhKWSRkIJcm9fO1WjkMDt9UiashKVZwAQXAGUNRiGg6d2jXOoAlFqgksxc3NHoK6PD+lxyL6rJo2TPyzBMTlSpLFRY6WFSoABhTg3GC1dmJRkuJozFYQAQohKS+ZSi7EOxoHFYfG7XUone3m9IKoDanEcjAsrFlkhIUprqahplJIenieEc1pS+xeMG1SMj9FBGJ7snczFOcVBeiSbHLxarHjGjjZUqTnlZgtKN5IylKjv5Sk1oQl1A2IKWvTPx2IClAtZtLs1/bAm0cUqap1l1N0o5Vwrcw9piOLK1zEmaCHy1Z6nlrBmHwxUhS0gEIfMXD8qE1A5CMyROHeJzejmD3qHq7VsdI3sHtdIUrImWEFZKaGg3U6CgZLwHJx4VgYDKwpUAEy1kqra4FaMfFoFnYwPvZi1K8tPfGnh+0EzLNzEFZqHdw7ABDOkMK6ecBzcXmQoHKrMBWrukAAvd6A84KlLujUUSZwWQlKSSWA+vG5g4bGnE+gGJ+8kh/A9OUDYXEGUkBJAcvS9QPc3tgyViEHeMt+Jeym60+qiM5NdjNNFf93533B/En5woIM9fqimjs7aXLwoG/7Gye3jZ0j/Kl/wAA1i8YCS37KX/An5RAKglCQ0XoCOJndqsEJ0yUqQhKJJyZsqSSpLpVTLQA2LuWtCx21sHiJEyQJcxIPo5EglJaiwXZIfRw4fR25TtPsiarFzVJlskTFFgBUEvwq44xHB7KmrByoAyAOcrNS2sSdnVDZWYv8nSdmJUlGHKMTKlugO6sqypg5CX3vBzYs1oFw3ajDvNBwsoMCZbJT6X3Vhqa1HC0C9luzM2ZNzpCMgStJUwpnQpIKWSHUHEDJ7HYhC5ijQpH3lVbpFtN/azm18ytYOiwG18Mkd6sSwFhJUgh1JIYLyMC/FiAPbGert7hJUxSTKlrIPpCXlvUADLaupJpfhTguzBmbqlKCmBJelWLVjQHYCQE7ycx46k1hddSlXb+CehtjefyZ83tTgO8UsZSpYSGyHKCltHTdvqxCwnahGWalGBI72ighN3BfMVO3hHTYPstJCiO7SwCW3dWro0a0jYyEIWW4mp0Y8QI8/5W8u/d/wCjqeoefdl8RhkqmCbKUpG6wypWoVXQkhxRgcrWi3Zk3CDFLzyVqlfrCElJLOpBRTkAseMF9n9kUU4A9Es44HpGsdnNw9kegiBm7QxGBVOwvdyMg74d4MgAKGNOYrblG7ixgAqSEy0ACaSf1afR7ubQ0qM2U1+EZa8CkzpLhJ3z/wDGs/ARsL2Mk2HtHyjGMztdKwhlI7mWl3W+WWlNO6mZahI9bLBO3di7OyjKgJJWkEpzClfi0Wo2Yk5wR6KmDkH1R8zGX2ol5UPbeHD4RgmPt7srISFrlTwBm3UZnYZQWrzeOZmYLKr0wpLtRTaRvyJqVFWYPUe4RKZhkElISBQ18EwrCjlMav8AWKYUYMBpT3xVLxCmNSONb8I6HG7IHehIBJUEM1XJUwgE7GBetA8LxyYyCq5h0zPbWDf0S9ASaE2t7YrmbKIZwRzINfpoOAl2BxJLpYF2c2bz8bCNRKUSxckjQkgtqQ9rmovGZhcNMlJKiMyWzAjjSo9nHSKZuLJcuagg6U0HS0RcdzwX09TZlcksV6WiRVhwY6xUiayYHzkn2U+JgiWkAMXYXH9XisfSRn6nYZhglQqAYJVgpZ9RPk3ujOlJUGUAQniXZ+BPhBqcfqU04j8/nFozj3IuMlwOdlyvu+0/OIK2NLIo48fnBAxaDq3X6aLkEGxB6F4NQYtyRmK2InRXmkH5RbJweVkkuLkAAEDjflWD5mHU1CAbuYw5RmKWCAbs+jEF7sbExKaXCKxtlmLwkoLL3oTXUgHhzhRYZ5H73AlNSNNadNIeI1Iaj3YTIJlzIzgqLhMpHSTJzcOkklrwDMwqRLmABswrBpVSKJtjzjUGyvYssSpQSmgi2cHB5xBC2H5xDvIcRuyUmUAXi9SXF4pzRNE8fTxnkCwPLkVNb/XCKNqzlJQWVcH3chBInBoz9qbwa/WFoazncBOVwagsXo3SLRPV94+xut4lkbh7fmYGl30gUw2Kcslcu5ZV6sN1QjTlzzQb39X9loF7p/Dr0gyQinPxjNBTK5U85yGNVPYagB6/CK9uSAtLEcOUaEqTV/gqLMShxb/afnACckjZwBO6L6KNmv6UWrwYzPlDs3pdOcak5LH/APQ+MCjEJzeHFvfGaAmZeN2e5cBNh6x46RmzNnLAJYCvF/hHT98klsw4NmIimdYgvXVz8YWrDYN2b2WiZLJIq5FCf6eQ+EYXaXCdziCgWDG+petax0vZpkBXUlhW/wCEK98YXaaZnnlQp4EW/EB7ozjURU8meNoqZipWUPQWewuYX6NkrA7xZCl1GRi+bQh6FwOF9YplUL5spuFAkVFfV8osw+CU4LSlNcqUbWF1AFtOkc7fjBTaWS+zkqWcxWVpS71AUCHoRxce2LpUyUWMmW1cqipgmwoanK3g94qnzM6wkoIBJYpbMAaDUOS1iHZqw+OlzEJZ3DtmO6oBvRUmoBYvQnWBFv8AUwpVk0ZaEKSUqKVAmpegcsAGBSzgAMYG2hsgIBcpUxqoAkpFWBIpwZruIz5c9KlJBUE5SLJLKann1Eb2D2hLUtOUTGFMxAypUKHesLcjpGpp4Cs8nPTcEzMSNKjXjW35RVOwRTUpUxq4rw5eEdRidqSE/s3mqctlSEpBLVUoXLfGOdmYxcxTZmACjemqqE6Pw8noaR3dw+lc/wCCAz6rIGmatOheIzMXlAAamuVupv7YhlMVLO8Ooi+0hudlkyS5d7woklBIdjCiY1ns+aJibA5VDmZSLChPe9YHnTzDGb09kDzJnEj5QUBsuTP+mMQ70vFAWOI84YKHL68YYUJVOpxh0TOXsPygaYWFKwMcQB6vt+RhkrA3Rq5lXY+X5QLiTybwgdOIDOw6ZiPcYGViB91Pn+cFRA5E5z8/P5wDKqSQ5q1x84KVNdreCvnaKCtjd+pcfOG2ZF3GlhpD8K01+UGYbD8XjFRj2LsmnL8oLw20x6xQP9vuTCygxozRuJkAGGXKHDx+jFMjbMpmUtHnTx3YqxG1pNSFE00I9lIjtZXcjMx6mUW+vaYwpuImuwzDm6tOhAjVxWISr0X8YEGHRU5Q51y/lF3p2iG+mBSlTXutjo5PvMVzJhzFJWcpoQV6NqINnpYOAl/wn4RjTJ6swJQD+ETPgDWJvToZSbNfDzhLSQlOhfKhZGl8oA5u9Hjlp5JclKyXIdiLC1B4wPOxxCwya8isu+lS7PpSKO/mOoBwS73AFRWtB1iMisUTSpS2oa2OUhzyvBmE2dMmUCS4IFQWKiQnKaM7kUimVjJ6iZYBLVZIKmG6D6IO7TpWJiasrzKmFAosZN9jTKGzjKKveObbJukWU9pXP2Wr7pfUpKVvUglgxTUG/nx2J6O8SytxT7iswSE0pvDQch6z0EZ+B2kUKzDkS5CnNLOKDlBKMXvMsZgTQlsuWv8ADf6aG2SwZyVUvcpk4RCULKsylJIBBOVL7x1qbVdiOBgZc4KY5cqdEjU0qeNdY2sTMScOQaFBRZWZ0ZJgFPvArapdsvCMBRcjw8hlEdEI3knOdKkMVk/LS4MWy8SpIyJIZXpKyDNlIYpBNcoDmwL9BFIt9conhpBUpgNYecVWSUZO8DB9a87RWfSi8IqW4wVL2flUFqTmFNx2JNKUenvhHKMEHl5KcPLUUghKiK1CSRc6tCjXwe3ShGUMA6iAxoFKKh74UQ6hbavJ35VWGz8PnCoYZSBo3m0dJMYTToAYrnrUPVTD5m59P6QHjMUngPf7hDIVliMQfujziRmnl5wJJxSPupB5pf4RI4tFtenzhmKgwqS2vg7fGAlKDtTyMWIxHBj4/Jz5QLMUomoUByf+aDEDCpK0jh/AYqWpL2/2/MQ8vApOqvZEZmBD0NObQbXkFMqmz2s3kPlFBxRew8osxUkJsST4NAhX9M8UTRNphAx6uCf4E/KHTtNYtlH+hPygQzj9UhhiDwHkPjDUgWzSG35wbft+6n5QlbdnH1/9qflGameoWDQ+VZD08xG2rwHc/ITNxcxV1P5fKKVSnuEnqAYq3uIht/jBwKX5lAULchT3QJjJoCXKlJ5nMw5mErFJzBKlgLNkspz5BuNzAU/aBWtctgMgzBQJBcMRR21icpIdJmDMw6lrIC0khySVhA81EB4iiSju1FRXnejEZKEPmo51sYIxGIUsZlqKizOS5YGgrFSrHqv3xy7To3Fr5VMk5RlFiQPSizvHcFgRlIPT1fbFMw1P160XSsQAkjIkk5L3pw4O/sEZqkLY5EzibJIq1C1QNesGo2ssEgAkKCgyuFCSMzgW6MaiBsPtAoIZgxeia1AGrvbXhziSl5FElTllNS44uD4am8BxvlDWas6UhclRZObJlfUMywaPoFgkaExlyNmrIIUDX0eD6c6kM3OsHYaaVqKs2UBEygJCSoILEM2pDimlyYggLK3ylYVqDQBLuUmwq9/gBEpSlFUiq2ctWY02SUuDf+sFbOSULSAxKlBw7jKbVBu58I1U4JUwMxVUqIZLl3DcE1FTpbhGbIxRE1UsoyzEKrlNC1XSwLJtrrAnrbo0JGKVmrhNlhJzTAc50NQD1Fz7oLmyEs5D0vSJSlKIAUHKWJIBPj7fhElsKfAR5zjOeWw9NtWCDCE1c+X5wotU3D2PChejqCdNnVhUJQ+sw+bxBK4ZU36vHthEp9APE/lGVjcUp7p8K/GD1Gl1eQ+UZWOmDn4kfKHjyJIjLx6rU8hFoxRHCApKuHuEXzFFuA8IoyaCpeLm6AeJb3mKzPmKUxKegV8jGYpAOvuHyhAixLNwMajWb6cKCLDzVFUyQkGyB1FPbFeGKGcE+L/EwPiJsvNVQHOhPuVE82UdFmKUht3u+oL/AJCA8pOh8P6RGfNlmylHmSfYBEpCi1PMvFFaRN5ZUokXiBmc4niZhJqR7hFU6WBZctf4FhTdWtDqQriLPziYlKy5tOo914z5O1AtZR3YTl9YKJJaljQQDP8A8Wnw/wCMK9TFobYaOL2qJTOgrzfvZW9heKdpY2YlaAla0gkAgKIBrqxrAu2i+Tr8RFm1KzJfUe8QsrdoKxRLGH/qpZ6fzRBX7dbB92z19WrmHxZ/6iWfrWHT/iFfhP8ALAcU7vyZPBlYggZX4mCFrc2aq6eHP4xWtAMs8iTy0D+2EBfqv3RKsspeEWr1rr8RDE36phpgv4+8Q6aA8AUdTSkMKFT8Ml05N8kpKgBYmyaEm3tfhBUjZqpmUCUsA5kqLUCnGZgfDXjBWwsQwXlBzOcxoSkKGgLPZ9a6Ug3E41ZdKkq3kkhi9HAc8XqHAo55Rwz15RntS4KxinlkcVsru1qSlM0FspJIDD0gcocJDh3VavB4vn4ICWCtSlpNakABBZlEJ0zKPKupiEjIzqDlmswzDMxLtmUQhi1C3G88Jiyc26UggUNScpYDhQhqf15pOc5bY5LrTuVRLZeMlKZFVUYAVykAUIck1ap04avORJmkrUk5qAqUAbWZlAtRt4lmL3hlLRMKshIIfeskZn3Qw0zMwAasVfYcrkqJSxCQHIBJLC93Ng490PLTkoZXujolptR9S90RxWDSd1JUBQnKpqOBZVNdC1oae43apKgG/DUb7pFaJrqTpBUuetkywCXSHIS7psFFNCwYMkMaGrw3ezM4UVouwyn1Qm5epJrr6ojl/lnJRjTe/CiEpmKSCQCEgggU4Qo3sSd4stJ596hOnDLSHjtvR/e/x/Z09LS/e/x/Yc/OBpy21eLsg4iB5jcB749A4WCzy9T7oCnKAsINnc3boIBxKg39Pzh4kmVInNf/AJH4RCbOSdD5/N4Um/og9T+cXTUlnZI6J/L4w4oMgjh7XgpCt3TxECpQeBgyUksGLH64wJMKQ04EppXoG+EAhB4GkGzsXLVupnlcxmyZCDmF0095jNx0paZSqLFOBAvrAUsBcclmb6cfCKpu1hKYmWJj8VEN5QPsVKlSywJZRflQRTtgbo6mM5XEKVSNOZjMwdgARQDR9Iy9jKbP4fGDpZGUU0HuEA7Muvw+MbwAWCU2IX0PvEWTj/1CT9WMQw9Jyuh94iU5X65B+rGBwvcwtqH0evyiePO+j8XxEV7RLgfXCJY47yfxfEQ3kBPEH9aj64wgr9cfwn4Q04/rUdfjDLVmm1q6T8IDZkBpSShfAeVWhlJdxxKv+MWomKEsjdZyLMaBLFxe3th58ugbUE+OWJK8lMIjMHpdT7xF+AkhSy5SAMhOaiSwFPHhFM1J3jo7eNIfuyaCrlLtWlnppGnwwI3J6EAHKhSdSxotQKmzgUBBKuFukTONUpQzjfGqlZiRvKY1owpw84ATPKT+sUQzgl8pNgBS7iLMPtSXm3Xucrerx0Y6jxMeZKPuWTSDMVKmpmCqWVUAELFaPwNTblaLJK8g3QAtBqC6tCWfQsA3wiMz00lOVNXYGtK2I3TSB1YvV901OfdG8DQgVJvQWs0GVP6UUk08oITJMystIUUhSnLCjUTeqqEuwI5wSMWsBKXCbbr7xAOXITYEBJcVrzgXD4xXd7jguDmALilKPu+qQ4sC3KKMeZZKkBVGY2cApVQsySOLeUJJPg1vyaE7GqlMEqAUkkLp6vohIepLO/V+QowOM7lJM8hS5gUxUcwBKqDddm1o+8OojitopmK3iVbrkF1KUSK5iXajCmleEU43eWCUoDg0cJD/AHvSp1LQNKXTldfkaGpsluNKWlKgCJOcGubOuvkpvqtYUB4eaQhIYWD7yr6m2pc+MKDum/8Ag3UbNeZFZSAKCHhR6xxsDmikUvuwoUERgxFjDvSFCgmDMCXS5rBaEjhChQrKLg4kf4xf41/zQRiVHKocjDwoEeBXyW9mUgy5jh974RRtlI7sfiMPCgr6TPkUqyeifcIowF1+HxhQooIPK/bK6H3iHnftUfXGFCgMwsb6IiWLun8XxEKFB7mHmemjqIR/a+BhQo3cxXhxun8Sv+MSF5fT+WFChfIWJqf+pF+zS09AFiqWCOIIS4PVz5mFCjl+I4GiFTf2auQbwdMZE4soNRlU/ihQo5NLgKC8OaTOS6cqJ+ZgSUf1cnmtvAmohQorHuVXBu4dRynp7kqb3nziWEQO/NB6PwEKFHP+oAHsAUfUqUCdSGseUaMovKBNSZgDm7HO46UHkIUKBL62BcmvKkJKQSkE8SBDwoUfSR+lH0EeEf/Z" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" height="149" src="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhMSEBUUExQVFRUUGBgWFxcYFh0YFxgUFxsXFxcVGBwYHCYfFxojHBQUHy8gIycpLCwsFx4xNTAqNScsLCkBCQoKDgwOGg8PGiokHyQsLCwsKSktLCwpLCwsLCksLCkpKSwsLCwsLCksLCwsLCksLCksLCwpLCwpLCwsLCksLP/AABEIAMIBAwMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBQEBAQAAAAAAAAAAAAAEAAECAwUGBwj/xABIEAABAgQDBQQHBAcHAwUBAAABAhEAAyExBBJBBSJRYXEGE4GRMkKhscHR8BRScuEVIzNiksLxBxY0U4KisiRDY4OTs9LyF//EABoBAAMBAQEBAAAAAAAAAAAAAAECAwAEBQb/xAAsEQACAgEDAwIFBAMAAAAAAAAAAQIRIQMSMRNBUSKBBBQyYZFCUnHhodHx/9oADAMBAAIRAxEAPwD2dAhymKzNaEZ8YxCc4Fox8W5uqkbYnxhbaw5C8wFD5PF9H6qI6vFg0jEkFoOkKcXrGTLDGsEGeynEdM4XwQhOuQfEYZTkt4w2Gwallh/VoMSFzHYeMCmWtCgKhQNIZSdV3FazZsYDBKQN4e3SG2phM4oHIFOPSNGSt0h+EP3TVji6j3WdexVRyn6OUPSGUHjBWGwiAL1jW2gQZZcO3nHMia0dUJS1Ec8ktNmhjJiAlhGYtQ5wksTUlohMA0i0Y1gjKVkXhlTSYYxFopQljPCh2hNBMRhQ7QmjGImGibRCYgkEAsTYs7Hi2sazCaGMcthe2AMwy5rDKr0hQFKXU9dCwbrB+ye0gnEnKEoKsiVE1Uq7AaluFtWtEo68ZcDODRtQok0JosIM8M8O0Joxhnhok0JoJiMORCUQLlusV4fEpWnMmo6H68IFmJNCjExHaRlkJyMC1SQfGFEfmNPyU6cj19uMVTCOMSWYj3adWMeYj0SjvS7QtoDMkDnFkqUHiU1bQydOxWrRmStkKJvBiNlJFVViSMQwMVLxRNBFHOchFGMewfKUkUFBFGIlB34WgKZiVJS8ZUzGLN1GDDSbzYJ6qib0vFgUcRJe0Ui5jmMxhiTFfl15I/MM3sbtBITukGMXFYgKLgAcYpMRIi0NJRJz1HIYmIxNoZoqTINCaJ5YWWMYg0LLE2hNGsxDLCyxNoUazA+ILJJcJ5mwjktubVMomYiaVpeyQNDUa+Jazxp9qnUySooQzqV/Ly5k0jjMfNkBAVKmBRTVRLqclw2oYV605xx62pyjo04dzP2riDMm51pI70ZkkeTjRVY1NjqSVIWpeVEqktP3k+usjTMXL8hGPNUAUKWkgbwRlBynMCSpINi5RalCY19i4GTPH6xSEJJUAlUwJIDgpFSHYNypHHG92DoklWTutn7ekzi0tTkX5cn1jRaMPZPZSVKWmZKWWZixBSrhUcI32j1dNyr1HBKrwVtCaM7bm3EYcM4zlix+69T4Mf6RzO0O2ImhgVJGcKDbpMsF2q4ctq0T1PiYaeO48dKUjtZsxKQ6iALOSwc0ArGPtPtElAGQ5r1AcOm6bauGbiI5Q7YMwKCXUpZCClVspSAAHJKSa1B0FYyJmKnABICuF6Urxvw46Rx6nxreIItHQ8nSr7RzVUWAQssKMBUVqd0cievAg4XayxmUpRdRIsLesWzOCQk1rWOcx+JU9XChZuAsTTiR9NActa3SAVEqFiHL1LB7lgD4xxuU55bLqKRvJKl7zirtR6PSHgHDYpISzy9bmY9z91QHshRPpsJ9I/pAQMcS5pGUkLsXg7D4Y6u8ejSQltmvIVSHminGKJeGUBeJplEaxMcDVOqxDdaRYlJu0HFAoTWBMTOvD3fAtVyRxC05SCW98Y2StDGkmWZgs4h0dnlk+kkcL/Qi+nJR5ZDUi5cIBTgCdQIcYMWCnPIRt4XYyQnfGZXUt4Ri4jDKlqqCBp08IeOpudJiy09qtoKRsZLVUfCAMVhMqmDkdImjEqGsEfalEeierRlvi8s3oksGaqWRcXgjBbPVNJCWpxLRpYDAKWUrUBl0fXwg9QyK3UhL8BrCz16wuQw0by+CrDdnJYG86z5D2QldnJXFWuo+UGDFMYc4oRzdSd8nT04eDmMZswy3dSeV3PKAiI3NuLS2hUfYIxWju0pOUbZxaqUZUiDQmg3B7PVM5Aa/LjDYjZykniOMNvjdWLslV0eb9utppzlCUlSwyeKXUCGPOvsHhi4nZ0yTIE6akIQ7BJJ3iXPo68Hd6PSN3am0JWHxU7v0KJLql5rAkXLsBozPeOT2tjvtBSZiishxurokOCWDGtqnhHma0oOTcjsgmkkQm4UTEBajTNugF1M3ouaAHxZvCB5+KQgyzLzFLMsL3nBtcMCKjqmD5OEUteTIco4O2XmEks9OEJfZ0lgN0NugnMScygwL/TxzRn2KnT9mNikJ7+Sohb5VSwr9Wa3bWmh1jV25ttMuSpSSe9LJKAbHj+7RyOLppHDHafdoCVUyqIuCTYHNxSA9fzjLxW1iFnIBQM4di/F60cDwvaOj5h1tiiXSt2zUxHaEKJUpiSDQitGYULh2c3DjUXoVtVJSCQnMQ3QOo0e12ajvrSMSbMBWSkEhhVqiz9KxHDJzKZwlnIJpWpFgS9vyvENpUvnkAEgli1D9ajMfKGTtNaWICQKaFiRViXvSvhFOMmKAyZiyaFrcjxNAm/3eAigYggcQA1dA7sNRUw20IYraalGrAJChc79ag8yKUbSI9+lXpAjV2e7NUng7v4O8CCcjJR83s1c+i7214+Fv2c5AWLHiMr6Mmpe/K0NSRghW0JD/ALJ+edQ9j0hRSjCoapWTyyt7S8KBaMfU8pSXjRkzE6CA50lCDY9YcyUqss9Iq8gQaucDYiM3ELUXS4cxb9mNnbwiEzZpA9P2Q0aTBK2CKC0jKD1NYfCYbMHNCDrrBkvZziqzyp74qXhVS0u4PQ6RXfikS207YYcQAGAiQxB4tGV9oEOMVSJOJVSNT7SNTCmqSRVoyBOrBKpWYXIgVk1gow6VzN0UHpRtSlgBhTlpAeEkZUsPHnFgUBeGnK8CwjWQpMwH69kTVJSbiAFkAuPbC/SVWidFLLMRIy2qIoUDQwWmcpQ9EwEu/wAIZMDAsXhCouGrFcvZhPpFulY1+4dJegu7WA6BzHnXantr9nmFMoJmh2cKcPS7F0EEsQeF7tXrbVTZCWmrujsJeOybvCkSnbYQ28AA4FSL6CusclsHthJmIeeRLU7UIIJduNK+UHdqNsYAy8hmS2UD6JzsdDSxB5iN1NGXcVdRHnnaHa3fqmhKVqqRlm5FLAclRSUgBnAFHYCl4wVIQlIzJAZvRBCkly7XuaVa0a21djYZEtUw4+WqYP8AtoSVKPon0iphRQHUKFWjmN1St6aUpoSoi92oK0rx6RxuLbOk1JeKlBO6sqLk7ysqrnhThxFovxG0UJIKrKBcUJUktwDaamh4MY5OdSxLafKJpSogmpA3X1ro1zCvTQTcxu00EAIICC7uN6urtoBpRzaBu8zZgiWkCxIzOH9a9RUmvwjKmystCCa6lg3IjWD07XVlUgUzDeAsRoDxAIBrWNtrgxTNASSXD2tZ7nUW+qPFUw0FB514v8IgpVtTF36KmqWUBJUoByE71GBPo8H9hGhiiRgNYP1z06xdIlUIKkpYsRe9CaAkgVs/SsPhtnTFqyoQVqFGSKvz4flF0rZc5aigS1lViwJy+VNPKsYxTNShJZKs7gE8QrQAkVvVuES+2HI1A4ymj0sCHdiwbNQ+2NOVsvI6lMlh63GljdJBAL+XCKJOB70qLpAoXcZXL086349YW0zGYJw5DwJ+MKHUli1KcoUMY+s5U4nWCAlkg+ccjJ7eyEU3z/p9tTFG0P7SRlaRLOY+stmH+kEv5xbZITfE7Yl7CHU2WseWntlijeaz8EpHwhh2xxIBHeu9XKQSOVrQ3SYvVR6Z3ws/WKFIBc+XCPN19scQzZk9cofrFCu1OKJB75bjgWH8IofKGWkxXqo77uC7ARaNnqZ6DlHH4Lt5OB30oWGa2UvxcfKNYdv5bVlzHawymvV/hDy3eBY7fJshGUih66RoyFgho4TFf2hTFUEpAHMlRbwZou2F2knTFkKCG45gjL5msTcHVsdTV0jt5+NyJckAC54DiY5iR/aFhZ09UlC3UlgC1FE6DXhcB9Ifa+yJWLRkmzVZXNJcwJBtU3zePsjnsL/ZPgwp+8mkglmWkUf8NfjEip2/20Gigf4VfKCkYqSmoJfXcV/9YyMJhTLQEhS5gSGdRzLActUDeFOvWL0LzWsdY1mo01bYTo/8KvlEsXMSkGYohKQHUokAADU8ozAqp8opUjQlRBAoVqPEEVMYx59tj+1DES8RMRJnlcoFkqTLQ/GmYBxfnQRxc/tZnmrWsKzqJOZ7kkE5hatax7FP7K4RaiVYeUSTUlN3reKv7lYF/wDCydfV8ol0r5NR45iNshW8kpUbBKkkqajkFvEfTjzZilkChzOyUqBoK71aNo4j2dXYvA1bDSrAhk86iInsbhA+SRLCnLFgSCQwLHhTyjdNLgx4mNnK3XohTOrLmIFCogPUimoNecG4STg0vnRiJhYBISpKAVOd4uCQCGDdS+h67sR2Nmz5neZpIQglGVW+MzEKdALprWrUIIgbt7sqXh5ikfZzLJCVIXLWo3KnCypJJJAsCAK3YsVdBOGVgnbLlBJZgpy/HkOflBfeCV6iQoJoQc3vpAGIwxSx3g/EMQRdvZEJr2vx49IVqwckZuJevHyA5QkKBJLDmHAoBWnh7ecVBRsfDlBCsPRwCANSzOXYWbQ+UMEeWtDqzg1G7ViCWynnzHDzjqdk7el4PE55MxJ3FISZssl2KfSynNLCmUaORzd44w6P0Hn+bxaqQVKvQOQeV7CzwU6dozVqjY2j2jzOEICVEqKlpVRQUBuswYA/AWEWjbwCEEpBUkEUHq6VLhxoQKUPERihDMAA/Hr9e6JZ7+Hx+cZq3bNVF+I2iorSpIACSCEEApcOag1W4o6nJs8FS9sJqMqUpsUkEg1d28AANGLEGsZgr9cRyi7BrQlW+jvEnQKKTXgW5QHFGDUzJFyVOSSd0mpL3JcwouGJwX+RM/8Ae/KHgUY6dEyHE5tY7b+8mCdu8l2JNODcBzPlF8ra+DV/3JLPSqeA4x2dVHN0jge9EOVR36cbhlSwsGUxD6cLWh58zDJDkywHuQBxOo5GD1TdI8+zRIzCPqkdsZ2GrvyafvIfSreMXfZZRFMh4WMN1EDpnDJmg8otT5R2Stmy6OlNbbo+UQnyJKGCyhL2CilPk8ByAoHImYnrFOMwsqaN9ILa2I6EVjsDIkB3CaM7JzUNRRKTSBMPNwsxKikDdUUVls6gCWTSuvkYRzixlBo8/wAH2blksoqZgfSIaqnA4uwry50O/uvI/f8A4zA2wttLV3hWpALDK6Ec6Bx1g6XthWVRKpebQZEV4vTnCpx8DtS8gGP7PITlEtSnUpqzDTdUeB4A+Da0vkbLxCElKJ81KalITiFABRarBLGogj9LfsioyyRMqMqQPQWHOUO1YKxPaBCRmTLlL8CPqsb0h9RnSJeOTMJGJmEIUHSqcveZixIFj8Y6ub26xQDnDyPCavU80c4w8HtuqiZclOY2KjSgDW5A+MQxu3/V7mWaiqVFhV/u8vbA9IfUbsvtziiX+yyq/wDnIsA3/b1i7+/WIKgn7LLcf+c8Af8ALjkVdrkpcGUgswDFVmGrcX+qxmr7QrUoqGUVokC1AL3NoVuKCt52+J/tEmSjv4ZFlKf7RQAFILvL/fEUf/01ZBWcIpKQHczC3C4lU8WEcd+k1qyqUAcrkOKVIc+Y5QT+mGKkkp3woFhTV3vxJaEckHJ1fZ7twmWpZQkqlzVqmKAClFClM+VeUZtN0+DRl9vcVOxM1E2UXlhKWSRkIJcm9fO1WjkMDt9UiashKVZwAQXAGUNRiGg6d2jXOoAlFqgksxc3NHoK6PD+lxyL6rJo2TPyzBMTlSpLFRY6WFSoABhTg3GC1dmJRkuJozFYQAQohKS+ZSi7EOxoHFYfG7XUone3m9IKoDanEcjAsrFlkhIUprqahplJIenieEc1pS+xeMG1SMj9FBGJ7snczFOcVBeiSbHLxarHjGjjZUqTnlZgtKN5IylKjv5Sk1oQl1A2IKWvTPx2IClAtZtLs1/bAm0cUqap1l1N0o5Vwrcw9piOLK1zEmaCHy1Z6nlrBmHwxUhS0gEIfMXD8qE1A5CMyROHeJzejmD3qHq7VsdI3sHtdIUrImWEFZKaGg3U6CgZLwHJx4VgYDKwpUAEy1kqra4FaMfFoFnYwPvZi1K8tPfGnh+0EzLNzEFZqHdw7ABDOkMK6ecBzcXmQoHKrMBWrukAAvd6A84KlLujUUSZwWQlKSSWA+vG5g4bGnE+gGJ+8kh/A9OUDYXEGUkBJAcvS9QPc3tgyViEHeMt+Jeym60+qiM5NdjNNFf93533B/En5woIM9fqimjs7aXLwoG/7Gye3jZ0j/Kl/wAA1i8YCS37KX/An5RAKglCQ0XoCOJndqsEJ0yUqQhKJJyZsqSSpLpVTLQA2LuWtCx21sHiJEyQJcxIPo5EglJaiwXZIfRw4fR25TtPsiarFzVJlskTFFgBUEvwq44xHB7KmrByoAyAOcrNS2sSdnVDZWYv8nSdmJUlGHKMTKlugO6sqypg5CX3vBzYs1oFw3ajDvNBwsoMCZbJT6X3Vhqa1HC0C9luzM2ZNzpCMgStJUwpnQpIKWSHUHEDJ7HYhC5ijQpH3lVbpFtN/azm18ytYOiwG18Mkd6sSwFhJUgh1JIYLyMC/FiAPbGert7hJUxSTKlrIPpCXlvUADLaupJpfhTguzBmbqlKCmBJelWLVjQHYCQE7ycx46k1hddSlXb+CehtjefyZ83tTgO8UsZSpYSGyHKCltHTdvqxCwnahGWalGBI72ighN3BfMVO3hHTYPstJCiO7SwCW3dWro0a0jYyEIWW4mp0Y8QI8/5W8u/d/wCjqeoefdl8RhkqmCbKUpG6wypWoVXQkhxRgcrWi3Zk3CDFLzyVqlfrCElJLOpBRTkAseMF9n9kUU4A9Es44HpGsdnNw9kegiBm7QxGBVOwvdyMg74d4MgAKGNOYrblG7ixgAqSEy0ACaSf1afR7ubQ0qM2U1+EZa8CkzpLhJ3z/wDGs/ARsL2Mk2HtHyjGMztdKwhlI7mWl3W+WWlNO6mZahI9bLBO3di7OyjKgJJWkEpzClfi0Wo2Yk5wR6KmDkH1R8zGX2ol5UPbeHD4RgmPt7srISFrlTwBm3UZnYZQWrzeOZmYLKr0wpLtRTaRvyJqVFWYPUe4RKZhkElISBQ18EwrCjlMav8AWKYUYMBpT3xVLxCmNSONb8I6HG7IHehIBJUEM1XJUwgE7GBetA8LxyYyCq5h0zPbWDf0S9ASaE2t7YrmbKIZwRzINfpoOAl2BxJLpYF2c2bz8bCNRKUSxckjQkgtqQ9rmovGZhcNMlJKiMyWzAjjSo9nHSKZuLJcuagg6U0HS0RcdzwX09TZlcksV6WiRVhwY6xUiayYHzkn2U+JgiWkAMXYXH9XisfSRn6nYZhglQqAYJVgpZ9RPk3ujOlJUGUAQniXZ+BPhBqcfqU04j8/nFozj3IuMlwOdlyvu+0/OIK2NLIo48fnBAxaDq3X6aLkEGxB6F4NQYtyRmK2InRXmkH5RbJweVkkuLkAAEDjflWD5mHU1CAbuYw5RmKWCAbs+jEF7sbExKaXCKxtlmLwkoLL3oTXUgHhzhRYZ5H73AlNSNNadNIeI1Iaj3YTIJlzIzgqLhMpHSTJzcOkklrwDMwqRLmABswrBpVSKJtjzjUGyvYssSpQSmgi2cHB5xBC2H5xDvIcRuyUmUAXi9SXF4pzRNE8fTxnkCwPLkVNb/XCKNqzlJQWVcH3chBInBoz9qbwa/WFoazncBOVwagsXo3SLRPV94+xut4lkbh7fmYGl30gUw2Kcslcu5ZV6sN1QjTlzzQb39X9loF7p/Dr0gyQinPxjNBTK5U85yGNVPYagB6/CK9uSAtLEcOUaEqTV/gqLMShxb/afnACckjZwBO6L6KNmv6UWrwYzPlDs3pdOcak5LH/APQ+MCjEJzeHFvfGaAmZeN2e5cBNh6x46RmzNnLAJYCvF/hHT98klsw4NmIimdYgvXVz8YWrDYN2b2WiZLJIq5FCf6eQ+EYXaXCdziCgWDG+petax0vZpkBXUlhW/wCEK98YXaaZnnlQp4EW/EB7ozjURU8meNoqZipWUPQWewuYX6NkrA7xZCl1GRi+bQh6FwOF9YplUL5spuFAkVFfV8osw+CU4LSlNcqUbWF1AFtOkc7fjBTaWS+zkqWcxWVpS71AUCHoRxce2LpUyUWMmW1cqipgmwoanK3g94qnzM6wkoIBJYpbMAaDUOS1iHZqw+OlzEJZ3DtmO6oBvRUmoBYvQnWBFv8AUwpVk0ZaEKSUqKVAmpegcsAGBSzgAMYG2hsgIBcpUxqoAkpFWBIpwZruIz5c9KlJBUE5SLJLKann1Eb2D2hLUtOUTGFMxAypUKHesLcjpGpp4Cs8nPTcEzMSNKjXjW35RVOwRTUpUxq4rw5eEdRidqSE/s3mqctlSEpBLVUoXLfGOdmYxcxTZmACjemqqE6Pw8noaR3dw+lc/wCCAz6rIGmatOheIzMXlAAamuVupv7YhlMVLO8Ooi+0hudlkyS5d7woklBIdjCiY1ns+aJibA5VDmZSLChPe9YHnTzDGb09kDzJnEj5QUBsuTP+mMQ70vFAWOI84YKHL68YYUJVOpxh0TOXsPygaYWFKwMcQB6vt+RhkrA3Rq5lXY+X5QLiTybwgdOIDOw6ZiPcYGViB91Pn+cFRA5E5z8/P5wDKqSQ5q1x84KVNdreCvnaKCtjd+pcfOG2ZF3GlhpD8K01+UGYbD8XjFRj2LsmnL8oLw20x6xQP9vuTCygxozRuJkAGGXKHDx+jFMjbMpmUtHnTx3YqxG1pNSFE00I9lIjtZXcjMx6mUW+vaYwpuImuwzDm6tOhAjVxWISr0X8YEGHRU5Q51y/lF3p2iG+mBSlTXutjo5PvMVzJhzFJWcpoQV6NqINnpYOAl/wn4RjTJ6swJQD+ETPgDWJvToZSbNfDzhLSQlOhfKhZGl8oA5u9Hjlp5JclKyXIdiLC1B4wPOxxCwya8isu+lS7PpSKO/mOoBwS73AFRWtB1iMisUTSpS2oa2OUhzyvBmE2dMmUCS4IFQWKiQnKaM7kUimVjJ6iZYBLVZIKmG6D6IO7TpWJiasrzKmFAosZN9jTKGzjKKveObbJukWU9pXP2Wr7pfUpKVvUglgxTUG/nx2J6O8SytxT7iswSE0pvDQch6z0EZ+B2kUKzDkS5CnNLOKDlBKMXvMsZgTQlsuWv8ADf6aG2SwZyVUvcpk4RCULKsylJIBBOVL7x1qbVdiOBgZc4KY5cqdEjU0qeNdY2sTMScOQaFBRZWZ0ZJgFPvArapdsvCMBRcjw8hlEdEI3knOdKkMVk/LS4MWy8SpIyJIZXpKyDNlIYpBNcoDmwL9BFIt9conhpBUpgNYecVWSUZO8DB9a87RWfSi8IqW4wVL2flUFqTmFNx2JNKUenvhHKMEHl5KcPLUUghKiK1CSRc6tCjXwe3ShGUMA6iAxoFKKh74UQ6hbavJ35VWGz8PnCoYZSBo3m0dJMYTToAYrnrUPVTD5m59P6QHjMUngPf7hDIVliMQfujziRmnl5wJJxSPupB5pf4RI4tFtenzhmKgwqS2vg7fGAlKDtTyMWIxHBj4/Jz5QLMUomoUByf+aDEDCpK0jh/AYqWpL2/2/MQ8vApOqvZEZmBD0NObQbXkFMqmz2s3kPlFBxRew8osxUkJsST4NAhX9M8UTRNphAx6uCf4E/KHTtNYtlH+hPygQzj9UhhiDwHkPjDUgWzSG35wbft+6n5QlbdnH1/9qflGameoWDQ+VZD08xG2rwHc/ITNxcxV1P5fKKVSnuEnqAYq3uIht/jBwKX5lAULchT3QJjJoCXKlJ5nMw5mErFJzBKlgLNkspz5BuNzAU/aBWtctgMgzBQJBcMRR21icpIdJmDMw6lrIC0khySVhA81EB4iiSju1FRXnejEZKEPmo51sYIxGIUsZlqKizOS5YGgrFSrHqv3xy7To3Fr5VMk5RlFiQPSizvHcFgRlIPT1fbFMw1P160XSsQAkjIkk5L3pw4O/sEZqkLY5EzibJIq1C1QNesGo2ssEgAkKCgyuFCSMzgW6MaiBsPtAoIZgxeia1AGrvbXhziSl5FElTllNS44uD4am8BxvlDWas6UhclRZObJlfUMywaPoFgkaExlyNmrIIUDX0eD6c6kM3OsHYaaVqKs2UBEygJCSoILEM2pDimlyYggLK3ylYVqDQBLuUmwq9/gBEpSlFUiq2ctWY02SUuDf+sFbOSULSAxKlBw7jKbVBu58I1U4JUwMxVUqIZLl3DcE1FTpbhGbIxRE1UsoyzEKrlNC1XSwLJtrrAnrbo0JGKVmrhNlhJzTAc50NQD1Fz7oLmyEs5D0vSJSlKIAUHKWJIBPj7fhElsKfAR5zjOeWw9NtWCDCE1c+X5wotU3D2PChejqCdNnVhUJQ+sw+bxBK4ZU36vHthEp9APE/lGVjcUp7p8K/GD1Gl1eQ+UZWOmDn4kfKHjyJIjLx6rU8hFoxRHCApKuHuEXzFFuA8IoyaCpeLm6AeJb3mKzPmKUxKegV8jGYpAOvuHyhAixLNwMajWb6cKCLDzVFUyQkGyB1FPbFeGKGcE+L/EwPiJsvNVQHOhPuVE82UdFmKUht3u+oL/AJCA8pOh8P6RGfNlmylHmSfYBEpCi1PMvFFaRN5ZUokXiBmc4niZhJqR7hFU6WBZctf4FhTdWtDqQriLPziYlKy5tOo914z5O1AtZR3YTl9YKJJaljQQDP8A8Wnw/wCMK9TFobYaOL2qJTOgrzfvZW9heKdpY2YlaAla0gkAgKIBrqxrAu2i+Tr8RFm1KzJfUe8QsrdoKxRLGH/qpZ6fzRBX7dbB92z19WrmHxZ/6iWfrWHT/iFfhP8ALAcU7vyZPBlYggZX4mCFrc2aq6eHP4xWtAMs8iTy0D+2EBfqv3RKsspeEWr1rr8RDE36phpgv4+8Q6aA8AUdTSkMKFT8Ml05N8kpKgBYmyaEm3tfhBUjZqpmUCUsA5kqLUCnGZgfDXjBWwsQwXlBzOcxoSkKGgLPZ9a6Ug3E41ZdKkq3kkhi9HAc8XqHAo55Rwz15RntS4KxinlkcVsru1qSlM0FspJIDD0gcocJDh3VavB4vn4ICWCtSlpNakABBZlEJ0zKPKupiEjIzqDlmswzDMxLtmUQhi1C3G88Jiyc26UggUNScpYDhQhqf15pOc5bY5LrTuVRLZeMlKZFVUYAVykAUIck1ap04avORJmkrUk5qAqUAbWZlAtRt4lmL3hlLRMKshIIfeskZn3Qw0zMwAasVfYcrkqJSxCQHIBJLC93Ng490PLTkoZXujolptR9S90RxWDSd1JUBQnKpqOBZVNdC1oae43apKgG/DUb7pFaJrqTpBUuetkywCXSHIS7psFFNCwYMkMaGrw3ezM4UVouwyn1Qm5epJrr6ojl/lnJRjTe/CiEpmKSCQCEgggU4Qo3sSd4stJ596hOnDLSHjtvR/e/x/Z09LS/e/x/Yc/OBpy21eLsg4iB5jcB749A4WCzy9T7oCnKAsINnc3boIBxKg39Pzh4kmVInNf/AJH4RCbOSdD5/N4Um/og9T+cXTUlnZI6J/L4w4oMgjh7XgpCt3TxECpQeBgyUksGLH64wJMKQ04EppXoG+EAhB4GkGzsXLVupnlcxmyZCDmF0095jNx0paZSqLFOBAvrAUsBcclmb6cfCKpu1hKYmWJj8VEN5QPsVKlSywJZRflQRTtgbo6mM5XEKVSNOZjMwdgARQDR9Iy9jKbP4fGDpZGUU0HuEA7Muvw+MbwAWCU2IX0PvEWTj/1CT9WMQw9Jyuh94iU5X65B+rGBwvcwtqH0evyiePO+j8XxEV7RLgfXCJY47yfxfEQ3kBPEH9aj64wgr9cfwn4Q04/rUdfjDLVmm1q6T8IDZkBpSShfAeVWhlJdxxKv+MWomKEsjdZyLMaBLFxe3th58ugbUE+OWJK8lMIjMHpdT7xF+AkhSy5SAMhOaiSwFPHhFM1J3jo7eNIfuyaCrlLtWlnppGnwwI3J6EAHKhSdSxotQKmzgUBBKuFukTONUpQzjfGqlZiRvKY1owpw84ATPKT+sUQzgl8pNgBS7iLMPtSXm3Xucrerx0Y6jxMeZKPuWTSDMVKmpmCqWVUAELFaPwNTblaLJK8g3QAtBqC6tCWfQsA3wiMz00lOVNXYGtK2I3TSB1YvV901OfdG8DQgVJvQWs0GVP6UUk08oITJMystIUUhSnLCjUTeqqEuwI5wSMWsBKXCbbr7xAOXITYEBJcVrzgXD4xXd7jguDmALilKPu+qQ4sC3KKMeZZKkBVGY2cApVQsySOLeUJJPg1vyaE7GqlMEqAUkkLp6vohIepLO/V+QowOM7lJM8hS5gUxUcwBKqDddm1o+8OojitopmK3iVbrkF1KUSK5iXajCmleEU43eWCUoDg0cJD/AHvSp1LQNKXTldfkaGpsluNKWlKgCJOcGubOuvkpvqtYUB4eaQhIYWD7yr6m2pc+MKDum/8Ag3UbNeZFZSAKCHhR6xxsDmikUvuwoUERgxFjDvSFCgmDMCXS5rBaEjhChQrKLg4kf4xf41/zQRiVHKocjDwoEeBXyW9mUgy5jh974RRtlI7sfiMPCgr6TPkUqyeifcIowF1+HxhQooIPK/bK6H3iHnftUfXGFCgMwsb6IiWLun8XxEKFB7mHmemjqIR/a+BhQo3cxXhxun8Sv+MSF5fT+WFChfIWJqf+pF+zS09AFiqWCOIIS4PVz5mFCjl+I4GiFTf2auQbwdMZE4soNRlU/ihQo5NLgKC8OaTOS6cqJ+ZgSUf1cnmtvAmohQorHuVXBu4dRynp7kqb3nziWEQO/NB6PwEKFHP+oAHsAUfUqUCdSGseUaMovKBNSZgDm7HO46UHkIUKBL62BcmvKkJKQSkE8SBDwoUfSR+lH0EeEf/Z" title="sulutprov.go.id" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Remboken: danau Tondano</td></tr>
</tbody></table>
<b>Suku Remboken</b> (Rinembok), adalah salah satu walak atau suku kecil dari suku Tondano yang merupakan anak suku Minahasa yang terdapat di kecamatan Remboken kabupaten Minahasa provinsi Sulawesi Utara.<br />
<br />
Masyarakat Remboken terutama berdiam di kecamatan Remboken kabupaten Minahasa, dan sebagai salah satu bagian dari Pakasa'an Tondano, yang terdiri dari 4 walak, yaitu:<br />
<ul>
<li>Kakas</li>
<li><b>Remboken</b></li>
<li>Touliang</li>
<li>Toulimambot</li>
</ul>
<br />
Masyarakat Remboken, diperkirakan terbentuk sekitar abad 16. Suku Remboken, lebih dikenal sebagai orang Tondano, tapi Tondano sendiri membagi wilayah adat mereka menjadi 4 walak, dan salah satunya adalah masyarakat Remboken. Oleh karena itu mereka juga disebut sebagai orang Remboken. Masyarakat Remboken dengan ke-3 walak lain, seperti Kakas, Touliang dan Toulimambot, adalah berkerabat dan bisa dikatakan hampir tidak ada perbedaan di antara mereka. Masing-masing walak memiliki wilayah adat masing-masing, sehingga mereka disebut sesuai dengan nama walak mereka masing-masing.<br />
<br />
Orang Remboken berbicara dalam bahasa Tondano dengan dialek khas Remboken. Pada dasarnya orang Remboken dan orang Tondano adalah satu. Sehingga antara orang Remboken dengan orang Kakas, Touliang dan Toulimambot dapat berkomunikasi dengan baik.<br />
<br />
Orang Remboken adalah pemeluk agama Kristen, sebagian besar memeluk agama Kristen Protestan, sebagian kecil memeluk agama Kristen Katolik dan denominasi gereja lainnya, seperti Advent, Pentakosta, Kharismatik dan lain-lain.<br />
<br />
Masyarakat Remboken, pada umumnya hidup pada bidang pertanian, terutama berladang dan berkebun. Saat ini banyak masyarakat Remboken yang telah memiliki profesi lain, seperti menjadi pegawai negeri maupun bergerak pada bidang swasta.<br />
<br />
<i><b>sumber foto</b>:</i><br />
<ul style="text-align: left;">
<li><i><a href="http://www.sulutprov.go.id/new/isi.php?vd=album&category=wisata&pid=164">sulutprov</a></i></li>
</ul>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-45455507036698561552012-11-24T16:26:00.000+07:002012-12-21T01:02:58.655+07:00Suku Aneuk Jamee, Aceh<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-8eGl8oWlhdI/ULCPyXyjlpI/AAAAAAAAGLA/krFvG5RXtzM/s1600/aneuk+jamee+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-8eGl8oWlhdI/ULCPyXyjlpI/AAAAAAAAGLA/krFvG5RXtzM/s1600/aneuk+jamee+2.jpg" title="(dmilano.wordpress.com)" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">suku Aneuk Jamee</td></tr>
</tbody></table>
<b>Suku Aneuk Jamee</b>, adalah salah satu suku yang terdapat di provinsi Aceh.<br />
<br />
Suku Aneuk Jamee tersebar di beberapa kabupaen di provinsi Aceh, yaitu di kabupaten Aceh Selatan, kabupaten Aceh Barat, kabupaten Aceh Barat Daya dan kabupaten Nagan Raya.<br />
<br />
Masyarakat Aceh mengatakan bahwa suku Aneuk Jamee ini adalah suku pendatang, namun mereka telah tinggal lama sejak ratusan tahun yang lalu, tapi istilah pendatang tetap melekat pada diri mereka. Bagi masyarakat Aneuk Jamee sendiri, bahwa mereka telah menjadi penghuni wilayah ini sudah sangat lama sekali, sejak beratus-ratus tahun yang lalu.<br />
<br />
Bahasa Aneuk Jamee, adalah bahasa yang sekilas mirip dengan bahasa Minangkabau. Bahasa Aneuk Jamee, adalah merupakan bahasa yang terjadi akibat pembauran beberapa bahasa yang ada di Sumatra.<br />
<br />
Menurut cerita, bahwa suku Aneuk Jamee ini dahulunya berasal dari Minangkabau. Masyarakat Aceh menyebut mereka sebagai "Aneuk Jamee" yang berarti tamu atau pendatang. Suku Aneuk Jamee terkonsentrasi di kabupaten Aceh Selatan dan kabupaten Aceh Barat Daya . Selain itu terdapat kelompok-kelompok kecil yang menetap di sekitar kawasan Meulaboh, kabupaten Aceh Barat, sekitar kawasan Sinabang, kabupaten Simeulue, kabupaten Aceh Singkil dan kota Subulussalam. Menurut cerita, konon ketika pecahnya perang paderi, para pejuang paderi melarikan diri dari serangan tentara kolonial Belanda. Akibatnya banyak masyarakat Minangkabau yang tersebar di sepanjang pesisir pantai Barat-Selatan Aceh. Pada awalnya mereka tetap menggunakan bahasa Minangkabau, tetapi karena telah sekian lama, bahasa mereka pun tercampur dengan bahasa Aceh, sehingga terbentuklah suatu dialek bahasa baru, yaitu bahasa Aneuk Jamee. Bahasa Aneuk Jamee banyak menyerap perbendaharaan kata dari bahasa Aceh.<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
</div>
Orang Aceh menyebut mereka sebagai Aneuk Jamee yang berarti tamu atau pendatang. bahasa yang digunakan bukan bahasa padang lagi tapi Bahasa Jamee, bahasa yang mirip tapi tidak sama.<br />
<br />
Masyarakat Aneuk Jamee sejak awal telah memeluk agama Islam, sehingga kehadiran mereka di wilayah ini tidak mendapat pertentangan dari penduduk setempat. Sampai saat ini mereka hidup rukun dengan suku-suku lain di wilayah ini seperti suku Alas, suku Gayo, suku Singkil dan lain-lain.<br />
Beberapa tradisi budaya suku Aneuk Jamee juga sangat kental dengan aroma Islami nya.<br />
<br />
Kehidupan masyarakat suku Aneuk Jamee sehari-hari adalah sebagai petani di ladang, dan juga sebagian sebagai nelayan. Banyak juga dari mereka yang berprofesi sebagai pedagang. Selain itu di halaman rumah mereka kadang memelihara hewan ternak seperti ayam, bebek, kambing dan sapi.<br />
<br />
<i><b>sumber</b>:</i><br />
<ul>
<li><a href="http://protomalayans.blogspot.com/2012/07/suku-aneuk-jamee.html"><i>protomalayans</i></a></li>
<li><i><a href="http://harian-aceh.com/">harian-aceh</a></i></li>
<li><i><a href="http://id.wikipedia.org/">wikipedia</a></i></li>
<li><a href="http://www.tanohaceh.com/?p=1156#more-1156"><i>tanohaceh</i></a></li>
<li><i>dan sumber lain</i></li>
</ul>
<div>
<i>sumber lain dan foto:</i></div>
<div>
<ul>
<li><i><a href="http://dmilano.wordpress.com/2011/04/04/menelusuri-sejarah-suku-aneuk-jamee/">dmilano</a></i></li>
</ul>
</div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-16999960598033016142012-11-24T16:02:00.001+07:002012-11-24T16:02:44.835+07:00Suku Melayu Gonggang, Riau<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Gonggang</b>, atau <b>suku Melayu Gonggang Riau</b>, adalah suatu kelompok masyarakat yang terdapat di kabupaten Bengkalis provinsi Riau, Indonesia.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://katakabar.com/images/bagan%20benio21.jpg" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="http://katakabar.com/images/thumbs/L2hvbWUva2F0YWthYjEvcHVibGljX2h0bWwvaW1hZ2VzL2JhZ2FuIGJlbmlvMjEuanBn.jpg" title="(katakabar.com)" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px; text-align: center;">suku Gonggang</td></tr>
</tbody></table>
Suku Gonggang terutama mendiami dusun Bagan Benio, terdapat juga di dusun Pulai Bungkuk dan dusun Bagan Belado. Dusun Bagan Benio merupakan pemukiman utama suku Gonggang. Di tempat ini selain suku Gonggang, juga terdapat satu suku lagi yang hidup berdampingan dengan suku Gonggang, yaitu suku Pandan. Populasi penduduk yang terdapat di 3 dusun ini adalah sekitar 260 orang.<br />
<br />
Dusun Bagan Benio, berada di desa Tasik Serai kecamatan Pinggir kabupaten Bengkalis provinsi Riau, yang berada dalam zona penyangga Cagar Alam Biosfer Giam Siak Kecil.<br />
<br />
Satu hal yang sangat memprihatinkan masyarakat suku Gonggang ini, yaitu daerah pemukiman suku Gonggang ini oleh pemerintah daerah dijadikan kawasan Cagar Biosfer. Daerah Giam Siak Kecil Bukit Batu di provinsi Riau ditetapkan sebagai Cagar Biosfer ke 7 di Indonesia dan sebagai yang ke 564 di Dunia. Hal ini membanggakan bagi pemerintah Riau, yang mendapat pengakuan dunia. Tapi hal ini justru menjadi malapetakan bagi masyarakat suku Gonggang yang mendiami dusun Bagan Benio desa Tasik Serai kecamatan Pinggir kabupaten Bengkalis provinsi Riau.<br />
<div style="text-align: right;">
</div>
Menurut masyarat suku Gonggang, mereka pernah didatangi oleh aparat kehutanan, yang mengatakan dusun mereka Bagan Benio masuk kawasan hutan lindung. Mereka dilarang melakukan aktivitas apapun di hutan wilayah ini. Sehingga masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa, layaknya margasatwa yang dilindungi. Anehnya, kami tak melihat "hutan" nya lagi, yang tinggal hanya "lindung"nya," kata mereka.<br />
<div>
<br />
Akibat larangan tersebut, dusun-dusun suku Gonggang dan suku Pandan, menjadi terisolir, terasing dan terpencil, dari peradaban modern. Sehingga kampung itu berdiri tahun 1937 ini, membuat warganya tidak pernah melihat mobil, semen, jalan aspal dan berbagai hal yang berhubungan dengan dunia luar. Mereka hanya mengenal sampan, pompong, jalan hutan dan jalan setapak.<br />
<br />
Suku Gonggang, termasuk suku Pandang, adalah suku asli wilayah ini, dan mereka termasuk suku bangsa Melayu.<br />
Masyarakat suku Gonggang masih memegang teguh adat Melayu Siak. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan mereka tidak memiliki fasilitas kesehatan. Apabila ada anggota masyarakat yang sakit, mereka hanya mengandalkan dukun kampung. Kalaupun ingin berobat, mereka berobat di atas pompong, dan menunggu datangnya mantri di pinggir tasik.<br />
<br />
Suku Gonggang bertahanhidup dengan berladang pada tanaman karet. Selain itu mereka juga mencari ikan di sungai dan di rawa untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.<br />
<br />
<b>sumber</b>:<br />
<ul>
<li><i><a href="http://protomalayans.blogspot.com/2012/11/suku-gonggang-riau.html">protomalayans</a></i></li>
<li><i><a href="http://pekanbaru.tribunnews.com/2011/12/27/warga-bagan-benio-masih-pegang-teguh-adat-melayu">pekanbaru tribunnews</a></i></li>
</ul>
</div>
<div>
<b>sumber lain dan foto</b>:</div>
<div>
<ul>
<li><a href="http://katakabar.com/khusus/khusus/2066-suku-asli-terpasung-cagar-biosfer"><i>katakabar</i></a></li>
</ul>
</div>
</div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-15427605101285497452012-10-30T01:27:00.003+07:002013-03-27T09:51:59.130+07:00Suku Kakas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Kakas</b>, adalah suatu walak, klan, suku kecil atau anak suku Tondano, sebagai salah satu sub-suku Minahasa di provinsi Sulawesi Utara.<br />
<br />
Suku Kakas mendiami daerah selatan danau Tondano, Kakas di kabupaten Minahasa, yang termasuk bagian dari Pakasa'an Tondano, yang terdiri dari 4 walak, yaitu:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><b>Kakas</b></li>
<li>Remboken</li>
<li>Touliang</li>
<li>Toulimambot</li>
</ul>
<br />
Suku Kakas, hadir di wilayah Kakas ini diperkirakan sekitar abad 16. Pada awalnya mereka datang mencari daerah baru untuk menggarap tanah ladang dan sawah. Orang Kakas pada masa itu hidup sebagai petani, dengan menerapkan praktek pertanian perladangan berpindah. Tapi setelah sekian lama mereka di tempat ini, rupanya tempat ini dirasa cocok untuk didiami, sehingga mereka mendirikan suatu perkampungan, yang lama kelamaan menjadi pemukiman bagi suku Kakas di daerah ini.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-JiY4TjDlob0/UI7Ka9eIadI/AAAAAAAAEfg/h790lsa2NTI/s1600/kakas-gereja.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-JiY4TjDlob0/UI7Ka9eIadI/AAAAAAAAEfg/h790lsa2NTI/s1600/kakas-gereja.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">suku Kakas<br />
Kebaktian di Gereja</td></tr>
</tbody></table>
Orang Kakas berbicara dalam bahasa Tondano dengan dialek Kakas. Orang Kakas berasal dari keturunan orang Tondano, tapi terdapat sedikit perbedaan dalam dialek, tapi tidak terlalu berarti, karena antara orang Kakas dan orang Tondano, tetap bisa berkomunikasi dengan baik dan saling memahami maksud lawan bicaranya.<br />
<br />
Orang Kakas pada umumnya memeluk agama Kristen, atau secara mayoritas adalah beragama Kristen. Orang Kakas mengenal agama Kristen sekitar tahun 1830 dari seorang penginjil dari Schwarts yang berkhotbah di daerah Kakas. Agama Kristen berkembang pesat dan menjadi keyakinan yang kuat di kalangan masyarakat Kakas ini. Sejak masuknya Belanda di wilayah ini, maka pembangunan gedung gereja dan sekolah serta fasilitas kesehatan banyak didirikan oleh Belanda. Hal ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat suku Kakas.<br />
<br />
<b>sumber</b>:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><i>h.m. taulu, bunga rampai: sejarah dan anthropologi budaya “minahasa,” jilid i cetakan v (manado: tunas harapan, 1981)</i></li>
<li><i>wangunen: <a href="http://wangunen.blogspot.com/2009/10/pakasaan-toulour-menurut-h-m-taulu.html">pakasaan toulour menurut h.m. taulu</a></i></li>
<li><i>pnielkaweng: <a href="http://pnielkaweng.blogspot.com/2012/01/sejarah-jemaat-pniel-kaweng.html">sejarah jemaat pniel kaweng</a></i></li>
<li><i>wikipedia</i></li>
</ul>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-76462620607045115362012-10-29T14:43:00.001+07:002012-10-29T15:08:32.531+07:00Suku Tounkimbut<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Tounkimbut</b> (Tonkimbut, Tongkimbut), adalah salah satu pakasa'an atau anak suku di Minahasa yang berada di provinsi Sulawesi Utara.<br />
<br />
Suku Tounkimbut, merupakan anak suku Minahasa di zaman Malesung (Proto Minahasa/ Minahasa Tua), yang berasal dari suku tua Tountumaratas. Suku Tountumaratas pada masa itu menjadi 2 pakasa'an, yaitu:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-tountumaratas.html"><span style="color: blue;">Tountumaratas</span></a></li>
<ul>
<li><span style="background-color: white;">Tounkimbut</span></li>
<li><span style="color: blue;"><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-toumpakewa.html">Toumpakewa</a></span></li>
</ul>
</ul>
<br />
Tounkimbut sendiri akhirnya terpecah menjadi 2 walak, yaitu:<br />
<ul>
<li><span style="background-color: white;">Tounkimbut</span></li>
<ul>
<li><span style="text-align: justify;">Kawangkoan Tombasian (Tounkimbut Atas)</span></li>
<li style="margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;">Sonder (Tounkimbut Bawah)</li>
</ul>
</ul>
<br />
Tapi karena kedua walak Tounkimbut ini mendiami wilayah Pakasa'an Tountemboan yang merupakan pecahan dari Pakasa'an Toumpakewa. Sehingga kedua walak Tounkimbut tersebut dianggap menjadi bagian dari Pakasa'an Tountemboan.<br />
<br />
Menurut cerita lama Minahasa, wilayah pegunungan Tareran merupakan wilayah pembagian Pakasa'an Tounkimbut dan Pakasa'an Tounpaso yang waktu itu telah menetap di sekitar Gunung Soputan bagian utara, yang sekarang menjadi wilayah Pakasa'an Tountemboan.<br />
<br />
<b>sumber</b>:<br />
<ul><i>
<li><i>toudano-minahasa: <a href="http://toudano-minahasa.blogspot.com/2009/10/perang-malesung-versus-bolaang.html">perang malesung versus bolaang</a></i></li>
<li><i>happycristian: <a href="http://happycristian.blogspot.com/2010/11/pegunungan-tareran.html">pegunungan-tareran.html</a></i></li>
<li>nathanworotitjan: <a href="http://nathanworotitjan.blogspot.com/2012/03/nilai-edukatif-dalam-cerita-watu.html">nilai edukatif dalam cerita watu</a></li>
<li><i>wikipedia: </i><i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kawanua">kawanua</a></i></li>
</i></ul>
<i>
</i></div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-48757876837335930612012-10-29T06:06:00.002+07:002012-10-29T06:06:37.444+07:00Suku Tou Ure<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Tou Ure</b>, adalah salah satu suku tertua dari kelompok Proto Minahasa (Minahasa Tua) di provinsi Sulawesi Utara.<br />
<br />
Suku Tou Ure ini sebagai suku tertua yang sudah ada sebelum terjadinya Musyawarah di Watu Pinawetengan. Suku Tou Ure telah ada di bumi Minahasa sezaman dengan 3 suku tua Minahasa lainnya seperti suku Tountumaratas, suku Tountewoh dan suku Tombulu, serta satu lagi dari kelompok keturunan Opo Suawa.<br />
Hanya saja suku Tou Ure beserta kelompok keturunan Opo Suawa, tidak ikut dalam Musyawarah di Watu Pinawetengan pada masa sekitar abad ke-7 di tanah Malesung (Minahasa Purba). Sehingga mereka tidak mendapat pembagian wilayah di tanah Minahasa. Selain itu suku Tou Ure juga terlupakan dalam cerita tua Minahasa. Istilah Tou Ure berasal dari kata "ure" yang berarti "lama", jadi "tou ure" berarti "orang lama", yang kira-kira bermakna sebagai "suku tua".<br />
<br />
Suku Tou Ure ini berasal dari keturunan Opo Mamarimbing anak dari Toar dan Lumimuut. Opo Mamariming memiliki anak bernama Matulandi, Tasumondak dan Tarumampen, yang pada awalnya tinggal di daerah kaki gunung Tonderukan di Tumaratas Tua, yang sekarang terletak di antara kampung Kanonang dan Tumaratas. Saat itu wilayah keturunan Opo Mamarimbing ini dibagi menjadi 2 wilayah kelompok besar, yaitu Tumani Mawale di sebelah barat dan Tou Ure di sebelah timur.<br />
<br />
Menurut cerita rakyat Minahasa, bahwa suku Tou Ure ini tinggal di dataran tinggi pegunungan Wulur - Mahatus,. Sayangnya keturunan suku Tou Ure ini tidak diketahui lagi keberadaannya. Diperkirakan keturunan-keturunan suku Tou Ure telah berbaur dengan suku-suku Minahasa lainnya.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
<b>sumber</b>:</div>
<div>
<ul>
<li><i>theminahasa: <a href="http://www.theminahasa.net/history/stories/pakasaanid.html">walak dan pakasaan</a></i></li>
<li><i>bode-talumewo: <a href="http://bode-talumewo.blogspot.com/2008_10_01_archive.html">opo mamarimbing II</a></i></li>
</ul>
</div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-33557897030980524972012-10-29T05:17:00.003+07:002012-10-29T05:20:21.440+07:00Suku Tountumaratas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Tountumaratas</b>, adalah salah satu suku tua Minahasa yang berada di provinsi Sulawesi Utara.<br />
<br />
Suku Tountumaratas merupakan suku tertua di tanah Minahasa yang sudah ada sebelum masa terjadinya musyarawarah di Watu Pinawetengan.<br />
Nama Tountumaratas, berasal dari kata "ta'tas" yang berarti "tebang" atau "putus", jadi "tountumaratas" berarti "orang yang telah memutuskan".<br />
<br />
Saat itu di tanah Minahasa hanya ada 3 suku besar, yaitu:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li>Tountumaratas</li>
<li>Tountewoh (Tountewu)</li>
<li>Toumbulu</li>
</ul>
<br />
Tountumaratas sendiri akhirnya terbagi menjadi 2 Pakasa'an, yaitu:<br />
<ul>
<li><b>Tountumaratas</b></li>
<ul>
<li>Tounkimbut</li>
<li>Toumpakewa</li>
</ul>
</ul>
<br />
Pakasa'an Toumpakewa, berubah menjadi 2 pakasa'an, yaitu Pakasa'an Tountemboan dan Pakasa'an Touwuntu.. Sedangkan Pakasa'an Tounkimbut terbagi menjadi 2 walak, yaitu Walak Tounkimbut Atas dan Walak Tounkimbut Bawah. Kedua walak ini berdiam di wilayah Tetapi kedua Walak Tounkimbut ini mendiami wilayah Tountemboan, sehingga Walak Tounkimbut Atas dan Tounkimbut Bawah ini lama kelamaan menjadi bagian dari Pakasa'an Tountemboan.<br />
<ul>
<li><b>Tountumaratas</b></li>
<ul>
<li>Tounkimbut</li>
<ul>
<li>Tounkimbut Atas (Kawangkoan)</li>
<li>Tounkimbut Bawah (Sonder)</li>
</ul>
<li><span style="color: blue;"><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-toumpakewa.html">Toumpakewa</a></span></li>
<ul>
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-tountemboan.html"><span style="color: blue;">Tountemboan</span></a></li>
<li><span style="color: blue;"><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/orang-touwuntu.html">Touwuntu</a></span></li>
</ul>
</ul>
</ul>
<br />
Setelah hadirnya pakasa'an-pakasa'an dan walak-walak di daerah Tountumaratas, maka keberadaan suku Tountumaratas pun hilang tergantikan oleh kehadiran keturunannya yang menjadi beberapa suku-suku baru di tanah Minahasa .<br />
<br />
<b>sumber</b>:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><i>archive.kaskus: <a href="http://archive.kaskus.co.id/post/bbcode/3/292279199/?height=300&width=500">taranak dan walak (minahasa), oleh jessy wenas</a></i></li>
<li><i>wikipedia: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kawanua">kawanua</a></i></li>
<li><i>dan sumber lain</i></li>
</ul>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-5969900785874400692012-10-28T21:42:00.001+07:002012-10-28T21:43:10.540+07:00Suku Toumpakewa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Toumpakewa</b>, adalah sebagai salah satu Pakasa'an atau anak suku Minahasa yang berada di provinsi Sulawesi Utara.<br />
<br />
Suku Toumpakewa merupakan suku tua Minahasa, yang telah ada ketika terjadi musyawarah di Watu Pina Wetengan. Suku Toumpakewa berasal dari Pakasa'an Tountumaratas. Pakasa'an Tountumaratas terbagi menjadi 2 Pakasa'an, yaitu Pakasa'an Tounkimbut dan Pakasa'an Toumpakewa.<br />
<div>
<br />
<div>
Dengan bertambahnya penduduk, maka Pakasa'an Tounkimbut menempati daerah pegunungan, sedangkan Pakasa'an Toumpakewa menempati daerah dekat pantai. Pakasa'an Toumpakewa pun terpecah lagi menjadi 2 pakasa'an, yaitu Pakasa'an Tountemboan dan Pakasa'an Touwuntu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pakasa'an Toumpakewa, terbagi menjadi 2 Pakasa'an dan banyak Walak, yaitu:</div>
<div>
<ul>
<li><b>Toumpakewa</b></li>
<ul>
<li><span style="background-color: white; color: blue;"><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-tountemboan.html"><b>Tountemboan</b></a></span></li>
<ul>
<li>Rumo'ong</li>
<li>Tompaso</li>
<li>Langowan</li>
<li style="margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px;">Tombasian</li>
<li style="margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px;">Rumoong</li>
<li style="margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;">Kawangkoan Tombasian (Tounkimbut Atas)</li>
<li style="margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;">Sonder (Tounkimbut Bawah)</li>
</ul>
<li><b><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/orang-touwuntu.html"><span style="color: blue;">Touwuntu</span></a></b></li>
<ul>
<li><span style="background-color: white; color: blue;"><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-pasan-tousuraya.html">Pasan (Tousuraya)</a></span></li>
<li><span style="background-color: white; color: blue;"><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-ratahan-toulumalak-bentenan.html">Ratahan (Toulumalak)</a></span></li>
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-ponosakan.html"><span style="color: blue;">Ponosakan</span></a></li>
</ul>
</ul>
</ul>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Keberadaan suku Toumpakewa pun hilang secara semu dengan hadirnya keturunan-keturunannya yang berupa pakasa'an-pakasa'an dan walak-walak, menggantikan keberadaan suku Toumpakewa. Tapi pakasa'an-pakasa'an dan walak-walak tersebut tetap mengaku bahwa mereka semua berasal dari suku Toumpakewa atau Pakasa'an Toumpakewa.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>sumber</b>:<br />
<ul>
<li><i>forum.echo: <a href="http://forum.echo.or.id/viewtopic.php?f=16&t=12535">kawanua</a></i></li>
<li><i>wikipedia</i></li>
<li><i>myhistorysite: <a href="http://myhistorysite.blogspot.com/2009/10/mongolia-to-malesung-part-2.html">mongolia to malesung part 2</a></i></li>
</ul>
</div>
</div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-23594480476481638812012-10-28T20:01:00.001+07:002012-10-29T13:38:23.356+07:00Suku Tountewoh<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Tountewoh</b>, adalah merupakan suku tua di tanah Malesung (Proto Minahasa/ Minahasa Tua) yang berada di provinsi Sulawesi Utara.<br />
<br />
Suku Tountewoh adalah termasuk salah satu suku tua di Minahasa, yang mana keberadaan suku Tountewoh ini adalah pada masa zaman Malesung, ketika masa terjadinya musyawarah adat pembagan di Watu Pinawetengan, sekitar abad ke-7. Seiring perjalanan waktu, suku Tountewoh sendiri telah terbagi menjadi beberapa pakasa'an dan walak. Sehingga keberadaan suku Tountewoh sendiri telah tergantikan oleh keturunan-keturunannya.<br />
<br />
Suku Tountewoh terbagi menjadi 3 Pakasa'an dan banyak Walak, yaitu:<br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="background-color: white;">Pakasa'an </span><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-tondano.html" style="background-color: white; color: blue; font-weight: bold;">Tondano</a> (Toudano)</li>
<ul>
<li><span style="background-color: white;">Tounour</span></li>
<ul>
<li><span style="background-color: white;">Kakas</span></li>
<li><span style="background-color: white;">Remboken</span></li>
<li><span style="background-color: white;"><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-toulour-tondano.html"><span style="color: blue;">Toulour</span></a></span></li>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="background-color: white;">Touliang </span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="background-color: white;">Tolimambot</span></li>
</ul>
</ul>
</ul>
</ul>
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="background-color: white;">Pakasa'an </span><b><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-tonsea.html" style="background-color: white; color: blue;">Tonsea</a></b></li>
<ul>
<li><span style="background-color: white;">Maumbi</span></li>
<li><span style="background-color: white;">Kema</span></li>
<li><span style="background-color: white;">Likupang</span></li>
</ul>
</ul>
<ul style="text-align: left;">
<li>Pakasa'an <b><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/pakasaan-toundanouw.html" style="color: blue;">Toundanouw</a></b></li>
<ul>
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/orang-tombatu.html"><span style="color: blue;">Tombatu</span></a></li>
<li><a href="http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-tonsawang.html"><span style="color: blue;">Tonsawang</span></a></li>
</ul>
</ul>
<br />
Suku Tountewoh yang telah terbagi menjadi 3 pakasa'an, saling memisahkan diri. Pakasa'an Tondano menetap di sekitar danau Tondano dan Pakasa'an Tonsea meninggalkan danau Tondano dan menetap di kaki gunung Soputan. Sedangkan Pakasa'an Toundanouw berlayar ke pulau lain, dan setelah sekian lama kembali ke tanah Malesung dan menetap di daerah sekitar danau Bulilin. Kemudian terpecah menjadi 2 walak, yaitu Walak Tonsawang dan Walak Tombatu.<br />
<br />
Keturunan-keturunan suku Tountewoh sebagai penduduk asli di sekitar danau Tondano, memiliki kebiasaan yang sama yaitu tinggal di daerah yang memiliki danau. Saat ini keberadaan suku Tountewoh sendiri telah tergantikan oleh kehadiran keturunan-keturunannya.<br />
<br />
<div>
<b>sumber</b>;<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><i>wangunen: <a href="http://wangunen.blogspot.com/2010/10/dari-mana-muncul-pakasaan-toudano.html">dari mana muncul pakasaan toudano</a></i></li>
<li><i>wikipedia</i></li>
<li><i>minahasa: <a href="http://www.minahasa.go.id/tentang-minahasa/sejarah-minahasa.html">sejarah minahasa</a></i></li>
</ul>
</div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2590954700977884458.post-42907200150314500742012-10-28T16:59:00.001+07:002012-10-28T18:15:24.375+07:00Suku Touwuntu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Suku Touwuntu</b>, adalah suatu Pakasa'an atau anak suku Minahasa provinsi Sulawesi Utara, yang berarti orang-orang yang berada di bawah Pakasaan Touwuntu disebut sebagai orang Touwuntu.<br />
<br />
Pakasa'an Touwuntu, terdiri dari beberapa walak, yaitu walak Pasan, walak Ratahan dan walak Ponosakan.<br />
<br />
Cerita tentang asal-usul orang Touwuntu, adalah dikatakan bahwa orang Touwuntu sebagai penduduk asli di daerah yang sekarang bernama Ratahan dan Pasan. Pada abad 16 daerah ini termasuk daerah yang ramai dengan lalu lintas perdagangan antara penduduk asli dengan Ternate dan Tidore. Di wilayah ini terdapat pelabuhan Mandolang, yang saat ini bernama Belang. Pada masa pendudukan Raja Mokodompis dari Kerajaan Mongondouw di daerah Tompakewa. Dikisahkan bahwa Lengsangalu dari negeri Pontak, beserta Taranaknya memasuki wilayah selatan Mandolang-Bentenan (Belang). Lengsangalu punya 2 anak laki-laki, yaitu Raliu yang kemudian mendirikan negeri Pelolongan (Toulumawak), yang kemudian jadi Ratahan, dan satu lagi anaknya bernama Potangkuman menikah dengan seorang gadis dari penduduk asli wilayah ini yaitu dari suku Touwuntu, lalu mendirikan negri Tousuraya (Pasan).<br />
<br />
Dari cerita di atas, berarti daerah Pasan dan Ratahan pada awalnya adalah dihuni oleh penduduk asli yang disebut orang Touwuntu. Wilayah Touwuntu berada di dataran rendah sampai tepi pantai Toulumawak di pegunungan. Orang Touwuntu sendiri berasal dari keturunan Opok Soputan sekitar abad ke-7.<br />
<br />
Penduduk wilayah ini pada abad ke-16, merupakan percampuran antara penduduk asli (orang Touwuntu) dengan para pendatang dari Tombulu, Tompakewa (Tontemboan), Tonsea, Ternate dan para tawanan bajak laut yang diduga dari Sangihe.<br />
Peperangan besar yang melanda wilayah ini dan menghancurkan Pakasa’an Touwuntu, dan terpecah menjadi walak–walak kecil yang saling berbeda bahasa dan adat, yaitu:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li>Walak Ratahan</li>
<li>Walak Pasan</li>
<li>Walak Ponosakan</li>
</ul>
<br />
Masyarakat Kawanua Jakarta mengusulkan agar wilayah ini dikembalikan lagi menjadi Pakasa’an dengan satu nama, yaitu "Toratan", singkatan dari Tou Ratahan-Pasan-Ponosakan.<br />
<br />
Karena negeri orang Ratahan, Pasan dan Ponosakan berada di satu wilayah dengan perkampungan yang saling silang dan berdekatan. Setelah beberapa abad, penduduk di daerah ini banyak terjadi perkawinan campur sejak masa pemerintahan Dotu Maringka, sekitar akhir abad ke-18. Sehingga ketiga walak ini seperti menjadi satu etnis yang tak terpisahkan. Selain itu walau berbeda dialek bahasa, tapi mereka dapat saling mengerti dalam berkomunikasi di antara lain. Karena ketiga Walak ini berasal dari satu Pakasa'an Touwuntu, yang dahulunya sebagai orang Touwuntu.<br />
<br />
<div class="story" style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit;"><b>sumber</b>:</span></span></div>
<div class="story" style="text-align: justify;">
<ul>
<li><i>theminahasa: <a href="http://www.theminahasa.net/history/stories/pakasaanid.html">pakasaan</a></i></li>
<li><i>rian-akay: <a href="http://www.rian-akay.web.id/2012/04/cerita-rakyat-walak-dan-pakasaan.html">cerita rakyat walak dan pakasaan</a></i></li>
</ul>
</div>
</div>
Harris st.http://www.blogger.com/profile/13902747729291657538noreply@blogger.com0