suku Jambi |
Suku Melayu Jambi, adalah merupakan penduduk asli yang tersebar di seluruh kabupaten di provinsi Jambi. Populasi suku Melayu Jambi ini diperkirakan sebesar 1.170.000 orang.
Orang Melayu Jambi mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Mereka memiliki prinsip “adat menurun, syarak mendaki, adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah”, artinya "segala ketentuan yang mengatur kehidupan dalam masyarakat berasal dari budaya nenek moyang dan bersumber dari ajaran-ajaran agama, yaitu Al quran dan dan Hadits" Mereka adalah muslim yang taat, terlihat di setiap kelurahan dan setiap RT berdiri bangunan mesjid, madrasah atau tempat pengajian.
Dalam kehidupan orang Melayu Jambi menjalankan prinsip bilateral dengan menempatkan faktor keluarga batih sebagai dasar perhitungan hubungan kekeluargaan. Mereka selalu memiliki hubungan kekerabatan dari pihak ibu maupun bapak. Sistem kekerabatan tersebut disebut dengan istilah “sanak”, yaitu keturunan hingga generasi ketiga. Kelompok ini biasanya saling membantu dalam setiap acara keluarga seperti perkawinan, kematian dan lain-lain. Hak dan kewajiban diatur berdasarkan perbedaan usia, terutama dalam setiap upacara adat. Tapi dalam kenyataannya saat ini, tingkatan sosial terlihat berdasarkan tingkat pendidikan, harta dan jabatan. Seorang kepala desa di kalangan orang Melayu disebut sebagai “datuk”, yang relatif dijadikan panutan oleh masyarakat.
pakaian adat asli suku Jambi mirip Minang ? mirip Batak ? |
Tradisi adat dan budaya suku Melayu Jambi, selain didominasi oleh budaya Melayu, mirip juga dengan budaya suku Minangkabau. Hal ini, kemungkinan antara suku Melayu Jambi dan suku Minangkabau terjadi hubungan kekerabatan pada masa lalu, atau bersumber dari asal-usul dan nenek moyang sama..
Orang Melayu Jambi pada umumnya bermatapencaharian sebagai nelayan. Mereka juga bertani pada tanaman padi dengan cara bergotongroyong, yang disebut sebagai “pelarian”. Istilah "pelarian" berasal dari kata “ari” atau “hari”, artinya "setiap anggota kelompok kerja akan memperoleh bantuan tenaga kerja dalam waktu 1 hari dari anggota lainnya secara bergiliran". Selain bertani dan nelayan, gotong royong dalam bertani, mereka juga banyak yang menjadi pedagang, bekerja pada kantor-kantor pemerintahan dan lain-lain.
sumber:
- scribd.com
- kotajambi.go.id
- wikipedia
- sabda.org
sumber lain dan foto:
- indonesia-liek.blogspot.com
- skyscrapercity.com
Pakaian adat yang di bawah adalah pakaian adar bundo kanduang Minangkabau, bukan jambi :)
ReplyDelete