Suku Baduy

suku Baduy
Suku Baduy, adalah suatu komunitas masyarakat yang bermukim di daerah lembah dan bukit di pegunungan Kendeng di desa Kanekes kecamatan Leuwidamar kabupaten Lebak-Rangkasbitung provinsi Banten.

Suku Baduy adalah salah satu sub-suku dari suku Sunda. Suku Baduy berbicara dalam bahasa Baduy. Bahasa Baduy termasuk cabang bahasa Sunda, dengan dialek Baduy.

Suku Baduy ini hidup mengasingkan dan menutup dari pengaruh dunia luar, dan tetap menjaga tradisi kehidupan mereka dengan cara-cara yang tradisional.
Masyarakat suku Baduy sendiri lebih suka menyebut dirinya sebagai Urang Kanekes. Istilah "kanekes" ini mereka sesuaikan dengan wilayah tempat tinggal mereka, yaitu desa Kanekes.

Komunitas suku Baduy terdiri dari 3 kelompok yang menempati 3 wilayah yang berbeda, yaitu:
  • Baduy Tangtu (Baduy Dalam), yaitu kelompok Baduy yang paling ketat mengikuti adat mereka. Terdapat tiga kampung pada kelompok Baduy dalam yaitu: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Ciri khas orang Baduy Dalam adalah mereka mengenakan pakaian yang berwarna putih alami dan biru tua serta mengenakan ikat kepala putih. 
  • Baduy Panamping (Baduy Luar), yang berciri mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. Tersebar mengelilingi wilayah Baduy Dalam seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh dan Cisagu.
  • Baduy Dangka, tinggal di luar wilayah Kanekes tidak seperti Baduy Dalam dan Baduy Luar. Saat ini perkampungan suku Baduy Dangka, hanya 2 kampung yang tersisa yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam). Baduy Dangka ini sudah mulai berbaur dengan masyarakat lain.

pemukiman suku Baduy
Rumah pemukiman suku Baduy sangat sederhana, rumah dibangun dari bahan-bahan yang tersedia dari alam. Rumah dibuat dari bambu, tapi walaupun terasing mereka sudah menggunakan paku untuk membangun rumah. Setiap perkampungan memiliki lumbung penyimpanan hasil panen. 

lumbung padi
Lumbung Padi, atau tempat penyimpanan hasil panen suku Baduy ini memiliki bentuk yang unik karena memiliki bentuk rumah dengan ciri khas tersendiri.

Suku Baduy menganut agama kepercayaan tradisional yang mereka jalani sejak zaman nenek moyang mereka. Kepercayaan yang berdasarkan pada pemujaan nenek moyang (animisme), namun agama kepercayaan suku Baduy ini berkembang dengan menyerap budaya agama luar seperti dari Hindu, Budha dan Islam. Inti dari agama kepercayaan suku Baduy ini ditunjukkan dengan ketentuan adat yang mutlak dengan adanya “pikukuh” (kepatuhan)..

Suku Baduy, pada umumnya hidup bermatapencarian pada bidang pertanian, mereka menanam padi di ladang. Mereka juga memanfaatkan hasil hutan dengan mengumpulkan buah-buahan yang mereka kumpulkan dari dalam hutan, dan menjualnya ke pasar. Ketika pekerjaan mereka di ladang tidak mencukupi kebutuhan hidup mereka, mereka akan berkelana ke kota besar sekitar wilayah mereka dengan berjalan kaki, umumnya mereka berangkat dengan jumlah yang kecil antara 3 sampai 5 orang untuk mejual madu dan kerajinan tangan mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

sumber:
sumber lain dan foto:
  • pemiluindonesia.com
  • hendryferdinan.wordpress.com
  • dimasfajrin.blogspot.com

No comments:

Post a Comment